INFO NASIONAL – Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menegaskan daging kerbau beku yang didatangkan dari India bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Direktur Bisnis Bulog telah melakukan inspeksi langsung ke India. Demikian disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian, Perum Bulog, ID Food dan PT. Pupuk Indonesia, Senin, 27 Juni 2022.
Budi Waseso mengatakan timnya telah memeriksa langsung proses penelusuran dan pemotongan dan transportasi produksi hewan ternak di India. Tim telah melakukan inspeksi dari tahap peternak hingga rumah produksi di daerah yang dipilih secara acak untuk memeriksa prosedur yang dilaksanakan oleh pemasok daging beku.
Baca Juga:
“Kami perlu melakukan inspeksi ini demi meyakinkan lagi kondisi daging kerbau beku yang diimpor Bulog dari India walaupun mekanisme importasi yang kami kelola telah lolos verifikasi dari Balai Karantina Kementerian Pertanian RI, karena saat tiba di Indonesia daging kerbau langsung diperiksa tiap kontainer oleh Balai Karantina Tanjung Priok Kementerian Pertanian dan diberi sertifikat oleh Balai tersebut” kata Budi Waseso.
Dalam rapat dengar pendapat ini, Budi Waseso didampingi Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita yang baru pulang dari India. Sehingga Febby dapat menerangkan lebih detail kepada anggota dewan.
Febby menjelaskan, daging kerbau yang diimpor Bulog dipastikan hanya berasal dari penyuplai yang telah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia dan izin untuk memasok ke negara Indonesia dari Kementerian Pertanian RI.
Produk daging beku juga telah memenuhi kriteria kesehatan hewan dan dinyatakan layak di konsumsi manusia (fit for human consumption) sebagaimana dinyatakan dalam sertifikat kesehatan (Health Certificate) dari Lembaga Veteriner di India.
Ada empat tahapan yang dilalui seekor ternak sebelum diekspor dalam bentuk daging beku ke Indonesia. Tahapan tersebut adalah peternak, agregator, pemasok, dan rumah produksi. Dalam setiap tahapan dimonitoring secara penuh oleh dokter hewan negara bagian.
Jumlah dokter hewan di setiap tahapan bertambah sehingga bisa mencapai puluhan di rumah poduksi. Pada rumah potong (RPH) pun jumlah dokter bisa mencapai puluhan guna memastikan kerbau yang dipotong benar-benar bebas penyakit dan layak untuk proses produksi. Sistem traceability ternak juga dijalankan dengan memasang eartag sebagai ID ternak dan memiliki kartu identitas yang berisi riwayat vaksin, asal ternak, dan informasi lainnya. Sebelum dipotong, kerbau akan melalui proses pelayuan agar ternak bebas dari virus.
“Pelayuan (chilling) dilakukan dengan cara menyimpan ternak daging di ruangan bersuhu minus 40 0 -5 derajat celcius selama kurang lebih 24 jam, lalu dipindahkan ke ruangan bersuhu minus 28 derajat. Pelayuan tersebut guna membuat tingkat Ph daging di level dibawah 6, pada level tersebut virus tidak dapat bertahan hidup atau di tingkat matinya virus,” kata Febby.
Perlakuan ini merupakan standar internasional yang ditetapkan oleh World Organisation of Animal Health (WOAH/ dahulu bernama OIE).
"Dari awal sudah ketat, memastikan hewan itu sehat, tidak ada PMK, antraks, dan virus lain. Kalau hanya memberikan bukti sertifikasi dan lainnya, mungkin tidak bisa kami yakini (seperti ini). Saya membawa tim dokumentasi (sendiri) dan tidak ada pengaturan, jadi kami benar-benar random melakukannya." tutur Febby.
Produksi daging di India telah mendapatkan beragam sertifikasi dan pengakuan dari organisasi dan badan internasional. Daging yang di produksi di perusahaan India yang telah diakui, memiliki sanitasi dan standar higenis sesuai ketentuan internasional.
Walaupun menyandang status negara yang belum bebas PMK, saat ini India mengekspor daging beku ke lebih dari 65 negara (termasuk Amerika Serikat, Malaysia, Arab dan negara ASEAN) dan tidak ada negara yang mengaitkan wabah PMK dengan importasi daging dari India. (*)