TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta dukungan negara G7 untuk mengintegrasikan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global. Jokowi pun terang-terangan meminta negara-negara G7 untuk tidak mengenai sanksi terhadap dua komoditas Rusia tersebut.
Jokowi juga meminta kebijakan untuk tidak mengenai sanksi tersebut disampaikan secara proaktif kepada publik dunia. Sehingga, tidak terjadi keraguan berkepanjangan di publik internasional.
"Komunikasi intensif ini juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan dan lainnya,” kata Jokowi dalam KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Jerman, Senin, 27 Juni 2022.
Selain itu, Jokowi juga meminta negara G7 untuk mengintegrasikan ekspor gandum Ukraina. Ekspor saat ini terhambat karena perang berkepanjangan di negara tersebut. Sehingga, Jokowi meminta negara G7 bisa membantu agar ekspor gandum Ukraina ini dapat segera berjalan.
Dua permintaan tersebut disampaikan Jokowi ke negara G7 yang berisikan Jerman, Prancis, Kanada, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Permintaan juga disampaikan di tengah sederet sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika dan Eropa atas aksi Rusia di Ukraina.
Dalam sambutan di KTT G7 Sesi II ini, Jokowi secara umum menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan. Jokowi menyebut krisis pangan kini mengancam rakyat di negara-negara berkembang jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem. “323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut," kata Jokowi.
Untuk itu, Jokowi menyebut G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan ini. "Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” kata Jokowi.
Menurut dia, pangan adalah permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) yang paling dasar. Para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarganya.
“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” kata Jokowi.
Jokowi lalu menggarisbawahi lagi persoalan pupuk. “Khusus untuk pupuk, jika kita gagal menanganinya, maka krisis beras yang menyangkut 2 miliar manusia terutama di negara berkembang dapat terjadi,” kata dia.
Lalu di akhir sambutannya, Jokowi tak lupa mengundang para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20 di Bali. “Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022,” kata Jokowi.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.