Berpeluang Temukan 2 Pihak di Bali
Pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, juga melihat masih ada peran yang bisa digunakan Jokowi untuk membantu perdamaian Rusia dan Ukraina. Terlebih, Indonesia tahun ini jadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
KTT G20 yang akan digelar di Bali, November akhir tahun ini, menuai sorotan karena sejumlah pemimpin dunia mempertimbangkan kembali untuk hadir di Indonesia sebagai imbas Perang Ukraina. Akan tetapi, Presiden Putin dipastikan akan hadir meski ada penolakan dari Amerika Serikat.
Tak hanya Putin, Jokowi juga telah resmi mengundang Zelensky ke KTT G20 di Bali. Maka dengan Indonesia menjadi tuan rumah G20, Reza menilai kita berpeluang mempertemukan pihak yang bertikai ini di Bali.
Reza mencontohkan Singapura dan Vietnam yang sudah mengambil peran menjadi tuan rumah pertemuan eks Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un. "Indonesia bisa lakukan itu, di suatu wilayah di Bali," ujar Reza saat dihubungi, Sabtu, 18 Juni 2022.
Indonesia, kata Reza, punya peluang menyediakan forum bilateral, misalnya antara Rusia dan Australia, yang juga sudah mengkonfirmasi akan hadir di G20, atau Rusia dan Jerman, Rusia Ukraina, serta yang lainnya. Siapa tahu, kata Reza, ada formula perdamaian masa depan Rusia Ukraina yang dibuat di Bali.
"Waduh ini momentum luar biasa, kalo gak dipakai sayang sekali, karena Pak Jokowi ingin meninggalkan legacy, tapi itu kan harus didukung oleh bukti," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Disebut Akan Bertemu Vladimir Putin, Ini Kata Kemenlu