Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Masyarakat Mului di Kalimantan Timur, Jaga Hutan demi Lingkungan Sehat

Reporter

Editor

Amirullah

image-gnews
Kondisi hutan Masyarakat Hukum Adat (MHA) Mului, Kalimantan Timur, yang masih terjaga dengan baik.  Sumber: dokumen pribadi Ahmad Sujudi, Direktur PADI
Kondisi hutan Masyarakat Hukum Adat (MHA) Mului, Kalimantan Timur, yang masih terjaga dengan baik. Sumber: dokumen pribadi Ahmad Sujudi, Direktur PADI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Hukum Adat (MHA) Mului dari Kampong Mului, Kalimantan Timur pada pekan pertama Juni lalu, memenangkan penghargaan Kalpataru 2022 untuk kategori Penyelamat Lingkungan. Komitmen Masyarakat Mului menjaga keaslian hutan mereka hingga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan menjaga gaya hidup sehat, sangat menginspirasi.

Masyarakat Mului tepatnya tinggal di Kampong Mului, Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Koman, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Berdasarkan SK Bupati, mereka menempati lahan seluas 7.806 hektar, sedangkan berdasarkan SK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI nomor 5474/MENLHK-PSKL/PKTH/PSL.1/10/2020, luas hutan adat Masyarakat Hukum Adat Mului sebesar 7.722 hektar.

Masyarakat Mului tercatat memiliki 37 Kepala Keluarga dan 137 jiwa. Mereka hanya satu RT. Masyarakat Mului diketahui pemeluk Islam.

Di Kampong Mului tempat tinggal Masyarakat Mului, tidak ada listrik. Untuk penerangan, mereka menggunakan genset desa.    

Di sana dialiri tiga Daerah Aliran Sungai (DAS), yakni DAS kandilo, DAS telakik dan DAS adang. Kondisi ini, membuat mereka tak pernah kekurangan sumber air, yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 

Masyarakat Hukum Adat (MHA) Mului, Kalimantan Timur, hidup dari alam dengan bercocok tamah. Sumber: dokumen pribadi Ahmad Sujudi, Direktur PADI

Ahmad Sujudi, Direktur Yayasan PADI, yakni sebuah LSM bidang pelestarian dan pemanfaatan biodiversity Sumberdaya Alam di Kalimantan, dalam sebuah wawancara dengan Tempo pada Kamis, 16 Juni 2022, menjelaskan Masyarakat Mului memegang filosofi ‘gunung adalah ibu, hutan adalah air susu ibu dan air untuk kehidupan’. Maka tak heran, jika hutan mereka sampai sekarang tetap bagus.

“Bagi masyarakat, di hutan itu mereka bisa mendapatkan segalanya. Tanah di sana bersifat komunal (kepemilikan bersama), tapi masyarakat diperbolehkan menanam pohon, di mana pohon itulah yang bersifat kepemilikan,” kata Ahmad.

Masyarakat Mului memenuhi kebutuhan hidup dengan cara berkebung, bertani, berburu dan meramu. Contohnya, mereka berkebun singkong, durian, dan karet. Pendapatan tahunan mereka diperoleh dari hasil berkebun karet, rotan dan kopi.

“Persaiang dikalangan Masyarakat Mului, tidak ada. Mereka hidupnya bergotong royong. Itu yang selalu dilakukan. Mereka panen padi pun bareng-bareng. Semua diatur dengan aturan adat,” ujar Ahmad.

Masyarakat Hukum Adat (MHA) Mului, Kalimantan Timur, sedang bergotong-royong nugal, yakni menanam padi ladang berpindah. Sumber: dokumen pribadi Ahmad Sujudi, Direktur PADI

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat Mului, menggunakan hukum adat untuk mengatur lingkungan. Hasil bercocok tanam, digunakan untuk konsumsi sendiri, seperti singkong, beras, ketan atau sayur-mayur. Sedangan hasil pertanian yang bersifat tahan lama, selain digunakan sendiri juga disimpan sampai banyak – baru dijual.    

Di Kampong Mului, tidak ada dokter atau pun bidan. Untungnya, hidup dari alam membuat Masyarakat Mului sehat – sehat. Di sana tidak ada Covid-19 sehingga masyarakatnya tidak memakai masker. Ahmad bahkan menyebut, penyakit yang paling parah cuma malaria. 

Kampong Mului, yang menjadi tempat tinggal Masyarakat Mului berlokasi 100 kilometer dari Ibu Kota Negara baru Nusantara atau IKN. Ini tak membuat mereka ketar-ketir karena generasi muda Masyarakat Mului berkomitmen mempertahankan hutan.

Mereka terbuka pada masuknya investasi dari luar, namun harus digaris-bawahi investasi itu tidak boleh merusak hutan. Kalau ada investasi masuk, apapun itu yang merusak alam, Masyarakat Mului akan berfikir lagi.

Sebab investasi hanya boleh untuk tujuan menaikkan perekonomian mereka. Contohnya, untuk memperbaiki jalan supaya mereka bisa lebih mudah menjual hasil bumi atau membangun sekolah, yang saat ini kondisinya rusak.     

Ahmad menjelaskan, kondisi jalan di Kampong Mului yang rusak parah telah membuat Masyarakat Mului harus menghabiskan waktu tiga jam untuk ke Kota. Selain itu, lantaran kondisi gedung sekolah rusak, maka anak-anak Masyarakat Mului saat ini belajar dengan sistem sekolah kunjung (guru datang ke desa).    

Ahmad sangat yakin, dalam 10 tahun ke depan, kondisi alam di Kampong Mului akan tetap baik. Sebab masyarakatnya memegang aturan adat dengan kuat, yang tidak akan merubah hutan mereka dan ini menjadi kebaikan bagi mereka dan alam.

Bukan hanya itu, anak-anak muda Masyarakat Mului sebagai generasi penerus juga bertekad kuat mempertahankan hutan mereka. Menjaga gaya hidup sehat dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Baca juga: Jokowi: Proyek IKN Bisa Memperbaiki Lingkungan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenal 72 Musim di Jepang yang Berdasarkan Perubahan Alam

5 jam lalu

Ilustrasi tempat wisata di Jepang. Foto: Canva
Mengenal 72 Musim di Jepang yang Berdasarkan Perubahan Alam

72 musim di Jepang memungkinkan manusia menjalin hubungan mendalam dengan alam dan perubahannya


OJK Pangkas Anggaran Proyek Gedung di IKN hingga Rp160,6 Miliar

1 hari lalu

Pekerja berjalan di sekitar bakal kantor kementerian koordinator di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu 27 Juli 2024. Kementerian PUPR menyatakan gedung-gedung kantor kemenko siap dimanfaatkan sebagai tempat menginap petugas upacara HUT Ke-79 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2024.  ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
OJK Pangkas Anggaran Proyek Gedung di IKN hingga Rp160,6 Miliar

OJK memangkas anggaran proyek pembangunan gedung di Ibu Kota Nusantara atau IKN, Kalimantan Timur


Jurus Cepat, Tepat, Delegasi, Digitalisasi

2 hari lalu

Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik (kanan) menerima penghargaan Apresiasi Kinerja Penjabat Kepala Daerah 2024 dari Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian di The Tibrata Hotel and Convention, Darmawangsa, Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024. Dok. Tempo
Jurus Cepat, Tepat, Delegasi, Digitalisasi

Apresiasi ini menjadi bukti bahwa penjabat kepala daerah mampu menggerakkan roda pemerintahan dan menjalankan fungsi pelayanan publik dalam masa transisi.


Transportasi Publik Perlu Perhitungkan Dampak Lingkungan

3 hari lalu

Pesepeda ber-atribut lengkap melewati lajur sepeda yang berada di jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta Barat, Ahad, 9 Oktober 2022. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap pembangunan lajur sepeda ini mendorong masyarakat untuk memakai transportasi ramah lingkungan. TEMPO/Muhammad Ilham
Transportasi Publik Perlu Perhitungkan Dampak Lingkungan

Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan pentingnya perencanaan transportasi melihat dampak lingkungan


Profil Claudia Sheinbaum, Presiden Perempuan Pertama Meksiko

4 hari lalu

Claudia Sheinbaum. REUTERS/Raquel Cunha
Profil Claudia Sheinbaum, Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Claudia Sheinbaum adalah presiden perempuan dengan latar belakang akademisi. Ia aktif suarakan isu lingkungan dan populer di kalangan rakyat miskin.


Fakta-fakta Menarik Paus Fransiskus: Cinta Orang Pinggiran hingga Dukung Hak-hak Komunitas LGBTQ+

6 hari lalu

Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus (kiri) menyampaikan pesan saat mengunjungi Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), di Menteng, Jakarta, Kamis 5 September 2024. Kunjungan Paus Fransiskus itu dalam rangka menemui para penerima manfaat organisasi amal termasuk penyandang disabilitas dan kaum tidak mampu. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Fakta-fakta Menarik Paus Fransiskus: Cinta Orang Pinggiran hingga Dukung Hak-hak Komunitas LGBTQ+

Paus Fransiskus tak hanya sebagai pemimpin spiritual pemeluk Katolik di dunia, tapi juga pionir yang membawa reformasi bagi Vatikan.


Surati Paus Fransiskus, AMAN Cerita soal Proyek Pemerintah Ancam Masyarakat Adat

7 hari lalu

Paus Fransiskus menyapa para jurnalis yang ikut dalam rombongannya menuju Indonesia di dalam pesawat Italian Airways, 2 September 2024. Setengah jam setelah pesawat lepas landas dari Roma menuju Jakarta, Paus Fransiskus keluar dari kelas bisnis untuk menemui 80 wartawan yang berada di bagian tengah dan belakang. Tanpa tongkat di tangannya, ia menyusuri lorong pesawat dari depan hingga ke belakang. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Surati Paus Fransiskus, AMAN Cerita soal Proyek Pemerintah Ancam Masyarakat Adat

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) telah mengirimkan surat kepada Paus Fransiskus terkait perampasan wilayah adat oleh perusahaan milik Keuskupan Maumere dan Larantuka di Nusa Tenggara Timur.


KLHK: Luas Kawasan Hutan yang Dikelola Masyarakat Meningkat

9 hari lalu

Menteri LHK Siti Nurbaya ketika panel pleno Menteri di Oslo Tropical Forest Forum 2024, Norwegia, Selasa 25 Juni 2024.
KLHK: Luas Kawasan Hutan yang Dikelola Masyarakat Meningkat

Menurut KLHK, luas kawasan hutan yang dikelola masyarakat meningkat, melalui Perhutanan Sosial dan Tanah Objek Reforma Agraria.


Desa Sari Mulyo Kembangkan Kawasan Mina Wisata Puncak Patra

11 hari lalu

Pemerintah Desa Sari Mulyo bersama jajaran Forkopim Kecamatan Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah, melepaskan merpati saat peresmian Desa Mina Wisata Sari Mulyo Puncak Patra, Sabtu, 31 Agustus 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Desa Sari Mulyo Kembangkan Kawasan Mina Wisata Puncak Patra

Pemerintah Desa Sari Mulyo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali mengembangkan kawasan desa mina wisata


Mayoritas Anak Muda Sudah Prioritaskan Isu Lingkungan

13 hari lalu

Ilustrasi Hutan di Jawa Barat. TEMPO/Fardi Bestari
Mayoritas Anak Muda Sudah Prioritaskan Isu Lingkungan

60 sampai 70 persen anak muda sudah mulai menjadikan isu ini sebagai prioritas mereka.