TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, menyebut langkah Gerindra berkoalisi dengan PKB merupakan strategi mengambil 13,5 juta pemilih partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu. Koalisi bernama Kebangkitan Indonesia Raya itu diklaim PKB terbentuk setelah Muhaimin bertemu dengan Prabowo Subianto pada Sabtu lalu.
"Harapannya kan suara NU yang dimiliki PKB kurang lebih 13,5 juta pada pemilihan legislatif yang lalu, mungkin harapannya bisa beralih ke Prabowo jika Cak Imin direkrut sebagai cawapresnya," ujar Ujang saat dihubungi Tempo, Selasa, 21 Juni 2022.
Ujang menerangkan, saat ini suara dari pemilih NU terpecah ke banyak partai dan tokoh. Jika ingin meraih sebanyak mungkin suara NU, Gerindra disarankan tak hanya merangkul Muhaimin saja.
Ujang mencontohkan seperti Khofifah Indar Parawansa yang populer di kalangan Muslimat NU. Lalu juga Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang merupakan NU struktural dan populer di PBNU. "Tentu ini perlu dikalkulasi dengan matang, harus dihitung dengan cermat terkait suara NU yang ada di PKB untuk mendukung Prabowo," ujar Ujang.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan partainya membangun koalisi dengan Partai Gerindra karena lebih realistis dan cepat dalam mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024. Dia menjelaskan, koalisi PKB bersama Gerindra memang sudah memenuhi syarat ambang batas partai mengajukan pasangan capres-cawapres, yaitu 20 persen.
Namun menurut dia, PKB tetap membuka komunikasi dengan partai-partai lain, termasuk PKS dan Demokrat untuk bisa bergabung dalam koalisi.
"Koalisi semut merah (PKB, PKS, Demokrat) masih terbuka, namun di tengah komunikasi itu ternyata ada komunikasi yang baik dengan Gerindra. Kelihatannya bersama Gerindra lebih realistis dan cepat untuk pasangkan capres-cawapres, namun kami tetap buka komunikasi dengan parpol lain," kata Jazilul di Jakarta, Senin, 20 Juni 2022.
Meski menganggap koalisi dengan Gerindra lebih realistis, kata Jazil, Gerindra sepakat apabila PKB tetap menjalin komunikasi dengan parpol lain, seperti Demokrat, PKS, dan Partai NasDem untuk bergabung.
M JULNIS FIRMANSYAH
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.