TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi merespons permintaan alumni Kartu Prakerja yang ingin program tersebut bisa kembali dilanjutkan. Jokowi memastikan program ini tak hanya berlanjut di 2023, tapi sampai 2024.
"Ini akan dilanjutkan, diteruskan, termasuk tahun depan (2023) anggarannya sudah ada. Tahun depannya lagi (2024) ada lagi, anggarannya tanya ibu Menteri Keuangan," kata Jokowi selepas bertemu ribuan alumni Kartu Prakerja di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 17 Juni 2022.
Program ini diluncurkan Jokowi pada 24 Februari 2019. Lalu, program ini menerima gelombang pertama pada 11 April 2020, atau 1 hari setelah penetapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) Covid-19.
Sampai hari ini, sudah ada 12,8 juta peserta Kartu Prakerja, 6 platform digital, 6 mitra pembayaran, 4 job portal, 171 lembaga pelatihan dengan lebih 1000 pelatihan aktif 8 kampus yang terlibat di program ini.
Adapun permintaan untuk program berlanjut disampaikan sejumlah peserta saat dipanggil Jokowi ke atas panggung. Selepas acara, Jokowi juga ditanya bagaimana cara pemerintah menjamin program ini berlangsung beberapa tahun ke depan.
Baca Juga:
"Ya program ini bermanfaat, pasti rakyat akan meminta. Mungkin nanti akan belok ke, sekarang kan mungkin training yang banyak masalah digital, nanti mungkin beralih lagi ke yang berkaitan dengan pangan, energi, mungkin," kata dia.
Jokowi pun menyinggung soal survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut 89,9 persen peserta mengaku program ini meningkatkan keterampilan mereka. "Ini yang harus saya mengapresiasi Pak Menko (Airlangga Hartarto) beserta tim dan saya harapkan terus dievaluasi dikoreksi diperbaiki," ujar Jokowi.
Terakhir, Jokowi meminta para alumni tetap produkif ke depannya. "Sumber daya alam banyak, tetapi kalau sumber daya manusianya tidak mendukung nggak ada artinya. "Tapi kalau SDA ada, didukung oleh SDM yang baik, inilah yang akan nanti membuat negara ini maju," ujarnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini