TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa bangkit pascapandemi, mampu menjaga eksistensi negeri ini di tengah gelombang perubahan dunia.
“Untuk itulah, pada kesempatan ini saya ingin menegaskan, kita harus tetap konsisten dengan semangat partai yang mampu menentukan arah perjalanan untuk bangsa yang kita cintai, kita memang semestinya menjaga harmonisasi dengan seluruh institusi politik,” kata Paloh dalam pembukaan Rakernas NasDem di JCC Senayan, Rabu malam, 15 Juni 2022.
Menurutnya, dalam menentukan calon untuk berlaga di Pilpres 2024, hal paling prinsip, yaitu NasDem sebagai partai yang merdeka menentukan arah.
“Ini yang kita miliki, maka pada rakernas ini, saya berharap seluruh aspirasi dalam memilih calon pemimpin nasional pada Pemilu 2024 yang akan datang, lakukanlah tanpa tekanan dan itu adalah hak saudara dan kedaulatan dalam Partai NasDem,” ujarnya.
Dia percaya, NasDem masih memiliki calon terbaik dari yang baik. Dari beberapa nama akan berproses menjadi tiga nama yang akan mendapat rekomendasi dan diajukan kepada dirinya sebagai ketua umum partai.
“Tentu saya harus kontemplasi, tingkat rasional obyektivitas, dan untuk itu kita akan mempertaruhkan segala risiko untuk membangun. Tetaplah jalankan rakernas dan disiplin diri untuk membuktikan partai ini memiliki kemampuan yang memiliki ketangguhan dan etos diri yang kuat untuk memberi sesuatu yang berarti,” ucapnya.
Selain itu, Paloh mengatakan pengalaman pada dua pemilihan umum sebelumnya sebagai pelajaran bahwa Pemilu adalah amanah konstitusi bukan ajang adu domba, apalagi pecah belah.
“Justru terlalu jika berkuasa 5-10 tahun, kita mengorbankan apa yang telah kita capai dalam kurun waktu yang panjang, bangunan keutuhan bangsa. Masa ini adalah masa pemulihan bukan hanya dari persaingan politik, tetapi juga dampak pandemi Covid yang tidak menyerang aspek kesehatan tapi ekonomi dan sosial,” katanya.
Menurutnya, persoalan-persoalan identitas bukan lagi persoalan ancaman. Sebab, sudah bersatu menjadi Indonesia. Mengingat, pendiri bangsa sudah mendirikan bangsa untuk semua bukan untuk satu orang.
“Tidak ada lagi kami dan kalian, tidak ada lagi kelompokku dan kelompokmu, hanya ada satu kata, kita Indonesia. Mereka pun Indonesia, kita cinta bangsa dan negara ini, mereka pun tak kalah juga cintanya untuk negara ini,” kata Paloh.
Baca juga: Surya Paloh: Partai NasDem Tidak Selalu Membebek Survei dalam Menentukan Capres
MUTIA YUANTISYA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini