TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam rangkaian kegiatannya di Singapura. Prabowo dan Lee membahas sejumlah isu, salah satunya soal konflik di Laut Cina Selatan.
Lee disebut menghormati posisi Indonesia yang tak mau ikut campur dalam konflik Laut Cina Selatan tersebut. Wilayah laut Indonesia tak masuk ke dalam klaim Cina terhadap wilayah tersebut.
"PM Lee Hsien Loong menyampaikan apresiasi serta menyampaikan bahwa Singapura menghormati posisi Indonesia yang netral sebagai non-claimant state dalam persoalan Laut China Selatan," demikian tertulis dalam keterangan resmi Kementerian Pertahanan, Ahad, 12 Juni 2022.
Laut Cina Selatan merupakan wilayah strategis yang berbatasan dengan Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Cina. Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat di beberapa bagian terjadi tumpang tindih yurisdiksi antara claimant states (Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Cina) yang menjadikan potensi konflik di wilayah ini cukup tinggi.
Sampai sekarang, konflik tersebut belum reda. Pada 31 Mei lalu, Filipina misalnya mengatakan pihaknya telah mengajukan protes diplomatik kepada China, karena secara sepihak melarang menangkap ikan di Laut China Selatan. Filipina juga mengeluhkan kekerasan dan pelanggaran yurisdiksi yang dilakukan oleh penjaga pantai Beijing.
Selain soal Laut Cina Selatan, Prabowo juga berterima kasih atas kontribusi Lee dalam mendorong peningkatan kerja sama pertahanan kedua negara. Khususnya penyelesaian paket perjanjian antara Indonesia dan Singapura, termasuk perjanjian kerja sama pertahanan.
Indonesia, kata Prabowo, mendukung penuh agar kerja sama pertahanan yang kuat antara Indonesia dan Singapura dibangun dengan berpedoman pada prinsip-prinsip kesetaraan.
"Saling menguntungkan dan penghormatan penuh terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan hukum internasional,” ujar Prabowo.
Lee dan Prabowo juga menegaskan kembali hubungan bilateral antara kedua negara yang erat dan terjalin cukup lama. Hubungan ini semakin kuat dengan paket kesepakatan yang ditandatangani pada Leader Retreat Januari 2022 lalu.
Permasalahan global seperti kontra-terorisme, keamanan maritim dan pangan, juga menjadi perhatian kedua tokoh dalam pertemuan tersebut. Mereka juga menegaskan kembali pentingnya memperkuat kerjasama dan kepercayaan antara kedua negara.
Sehari sebelumnya, Jumat 10 Juni, Prabowo juga bertemu Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia Richard Donald Marles MP di Singapura. Dalam pertemuan itu, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia memandang Australia sebagai teman dekat dan mitra penting di kawasan Asia Pasifik, terutama di bidang pertahanan.
“Saya berharap kedua negara dapat terus bekerja sama sebagai upaya memperkuat hubungan Indonesia-Australia khususnya di bidang pertahanan, dalam semangat saling menghormati dan saling percaya untuk kepentingan nasional masing-masing negara,” kata Prabowo.
Prabowo Subianto hadir di Singapuraa karena diundang menjadi pembicara dalam IISS Shangri-La Dialogue 2022. Dalam pidatonya, Ketua Dewan Pengarah Partai Gerindra itu menyatakan pentingnya sebuah negara memiliki pemimpin yang bijaksana dalam mengelola negara dalam menghadapi tantangan geopolitik.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini