TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono mengatakan Badan Intelijen Negara atau BIN tidak ada rencana impor mortir dari Serbia. Hal ini merupakan hasil rapat Rencana Kerja Anggaran (RKA) 2023 ketika rapat tertutup pada 9 Juni 2022 lalu di Komplek Parlemen.
“Tidak ada pembelian mortir menurut mereka,” ujarnya saat dihubungi, Ahad, 12 Juni 2022.
Politisi Partai Golkar itu mengatakan, saat rapat tidak membahas detail anggaran yang akan dibelanjakan oleh BIN. Menurut BIN, kata Dave, ada sejumlah kebutuhan yang memang mendesak dan butuh segera dicairkan uangnya.
Tetapi, jumlah anggaran belum dipastikan ada berapa penambahannya. Pertimbangan lainnya jika ada tambahan uang negara yang keluar untuk BIN adalah mesti membagi untuk persiapan menghadapi pemilihan umum atau Pemilu 2024.
“Hanya saja, semua kembali ke pemerintah, apakah memiliki keuangan yang cukup atau tidak. Mengingat kita masih dalam proses keluar dari pandemi menuju endemi. Dan ada ancaman krisis pangan dan energi akibat dari perang di Eropa Timur,” ujarnya.
Pada saat rapat hari itu, Dave mengatakan Komisi I menerima usulan BIN yang ingin menambah anggaran. Kemudian hasil dari rapat itu akan dibahas lagi di Badan Anggaran pada pertengahan tahun ini.
“Setelah tau persis nota keuangan negara pada tanggal 16 Agustus nanti. Terserah Menkeu mau kasih berapanya,” kata Dave.
Diberitakan sebelumnya, Conflict Armament Research (CAR) atau organisasi pemantau senjata yang berbasis di London, Inggris, menerbitkan dokumen setebal enam halaman. Dokumen itu mencatat pengiriman 2.480 peluru mortir ke Indonesia pada medio Oktober 2020.
Mortir dikirim oleh Krusik Holding Corporation yang merupakan perusahaan senjata dan amunisi militer di Serbia. Penerimanya adalah perusahaan pelat merah PT Pindad (Persero), yang di dalamnya tercatat BIN sebagai pengguna akhir senjata tersebut.
Juru Bicara BIN Wawan Purnomo belum bisa memberikan komentarnya saat dihubungi soal pembelian senjata berdaya ledak tinggi tersebut. Pada laporan di Koran Tempo pada 7 Juni 2022 lalu, Wawan juga belum memberikan tanggapan atas dugaan pembelian mortir itu.
Baca juga: Imparsial: Pembelian Mortir Serbia oleh BIN Harus Dijawab Secara Transparan
FAIZ ZAKI | AVIT HIDAYAT