TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kampus terkenal di Indonesia yaitu Universitas Gajah Mada dideklarasikan sebagai kampus bebas tindak kekerasan atau zero tolerance for violence, khususnya kekerasan seksual. Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor UGM yang baru menjabat, Prof dr Ova Emilia.
Dilansir dari ugm.ac.id, bentuk deklarasi kampus bebas kekerasan ini salah satunya dengan mensosialisasikannya di depan 6.250 mahasiswa yang akan mendapatkan pembekalan KKN daring esok, Sabtu, 11 Juni 2022.
Komitmen ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan adanya pengenalan secara masif pada semua sivitas kampus. Ova menyebutkan bahwa dari tahun 2019 lalu, UGM sudah melakukan sejumlah upaya penanganan terhadap kekerasan pada lingkungan kampus. Selanjutnya, komitmen ini dipertegas menggunakan Peraturan Rektor UGM Nomor 1 Tahun 2020 mengenai Pencegahan & Penanganan Kekerasan Seksual oleh Masyarakat UGM yang terbit setahun sebelum Permendikbudristek Nomor 30/2021 mengenai Pencegahan & Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. Peraturan Rektor UGM ini akan terus disinkronkan menggunakan Permendikbudristek.
"Umumnya kampus merupakan tempat kedua terbanyak terjadinya kekerasan seksual. Tak hanya di Indonesia, namun tercatat secara global pun begitu," kata Ova saat konferensi pers, Kamis, 9 Juni 2022.
UGM Menuju Kampus Antikekerasan
Kondisi tersebutlah yang mendorong UGM menjadi institusi pendidikan untuk mengembangkan sistem guna mencegah tindak kekerasan seksual. Beberapa antara lain menggunakan peningkatan literasi terhadap mahasiswa, dosen, & tenaga kependidikan, peningkatan keterampilan mengatasi kekerasan seksual, workshop series mengenai SOP pencegahan dan penanganan kekerasan seksual termasuk aspek-aspek legalnya, dan lainnya.
Ova menyebutkan salah satu terobosan untuk pelaporan, pencegahan dan penanganan kekerasan seksual maka pada website resmi UGM juga disiapkan kanal khusus yang disebut Pusat Krisis. Kanal itu diperuntukan bagi sivitas kampus yang ingin melaporkan atau komplain terhadap tindak kekerasan yang dialami.
Kanal ini dapat diakses secara online kapanpun dan dimanapun terjadinya kekerasan seksual. Diharapkan dengan adanya sistem ini kampus dapat mengantisipasi juga mengatasi hal darurat yang dilaporkan dengan lebih baik.
Selain pada calon mahasiswa peserta KKN, pengenalan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual akan diberikan pula pada 250 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN dan para mahasiswa baru dalam PPSMB (Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru) pada bulan Agustus mendatang.
Selain itu UGM juga menyiapkan Unit Layanan Terpadu (ULT) yang akan cepat merespons laporan yang masuk terjadinya kekerasan seksual di kampus.
Melalui pembekalan UGM sebagai kampus anti kekerasan diharapkan tak ada tindak kekerasan dalam bentuk apapun selama KKN. Sebelumya pihak UGM pun sudah mendirikan crisis center KKN bagi mahasiswa sebagai tempat pelaporan hal-hal darurat selama KKN.
Sejak 2019, UGM telah mendeklarasikan sebagai kampus sehat baik dari fisik, mental maupun sosial. Terdapat delapan aktivitas utama program kampus sehat ini, diantaranya zero tolerance terhadap kekerasan, perundungan dan pelecehan. Program lainnya merupakan literasi kesehatan, pola makan, aktivitas fisik, kesehatan mental, kesehatan reproduksi, dan lingkungan hidup sehat, aman, dan ramah difabel.
ANNISA FIRDAUSI
Baca: Ova Emilia Dokter Kandungan Menjadi Rektor UGM Periode 2022 - 2027
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.