Sementara, juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril telah mengkonfirmasi kejadian ini kepada petugas penanggung jawab. "Itu murni error dari petugas yang input," kata dia.
Syahril memastikan tidak ada indikasi atau upaya manipulasi dengan tujuan tertentu. Ia menyebut kejadian ini pernah terjadi di Polres Bogor, Jawa Barat. Masalahnya serupa, kesalahan input data.
"Memang ini diakui ada suatu kesalahan input dari petugas," kata Syahril. Sehingga, masalah ini juga tak perlu dibawa ke ranah hukum, kecuali ada pihak yang dirugikan.
Syahril lalu memberikan petunjuk resmi yang sudah dibuat Kementerian Kesehatan bagi masyarakat yang mengalami kejadian ini. Caranya dengan menghubungi nomor WhatsApp Kementerian Kesehatan, sesuai petunjuk di link berikut: https://faq.kemkes.go.id/faq/belum-vaksin-ketiga-tapi-sudah-muncul-sertifikat
Jawaban serupa disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia, Dedy Permadi. "Dugaan kemunculan sertifikat di aplikasi PeduliLindungi tanpa vaksinasi dapat terjadi akibat kesalhan input data ketika memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK)," kata dia.
Ia tidak menjawab secara spesifik, penyebab persis kejadian yang terjadi di Sumatera Barat. Ia hanya menjawab normatif kalau pihaknya terus mengawasi penyelenggaraan aplikasi sesuai aturan.
Baca juga: Sindikat Pembobol PeduliLindungi Diduga Bekerja Sama dengan Operator
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.