TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilu 2019 cenderung mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Hasil ini diperoleh dari survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC. "Trennya selalu unggul," kata Saiful Mujani dalam paparan hasil survei, Jumat, 3 Juni 2022.
Saiful menyebut dukungan pemilih Jokowi penting untuk 2024 karena mencapai 55 persen lebih suara di 2019 lalu. Sedangkan, Jokowi sudah tidak bisa lagi maju di Pemilu 2024 tersebut.
SMRC membandingkan dukungan pemilih Jokowi sejak pertengahan tahun lalu untuk tiga nama potensial. Ganjar Pranowo, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Mayoritas pemilih Jokowi mendukung Ganjar. Dari 32,8 persen pada Mei 2021, naik tajam ke 40,6 persen pada Desember 2021. Tapi dukungan melorot sekitar 4 persen pada Maret 2022, menjadi 36,9 persen.
Di bawahnya, barulah pemilih Jokowi mendukung Prabowo. Pada Mei 2021, angkanya mencapai 24,6 persen dan turun menjadi 22,4 persen. Lalu kemudian, dukungannya naik 4 persen menjadi 26,3 persen pada Maret 2022. "Prabowo naik 4 persen, Ganjar turun 4 persen, perangnya di situ," kata Saiful.
Sebaliknya, dukungan pemilih Jokowi terhadap Anies cenderung statis. Dari 23,6 persen pada Mei 2021 menjadi 20,3 persen pada Maret 2022.
Saiful menyebut dukungan pada Ganjar mayoritas karena basis pemilihnya dengan Jokowi sama, yaitu Jawa Tengah. Ganjar pun sekarang juga masih menjabat sebagai gubernur di provinsi ini.
Sementara, dukungan terhadap Prabowo dinilai muncul karena memang saat ini berada di kubu Jokowi, sebagai Menteri Pertahanan. "Itu logis, karena positioning Prabowo lebih positif dengan Pemerintahan Jokowi," kata Saiful.
Lalu, dukungan pemilih Jokowi terhadap Anies yang statis dinilai juga logis. Sebab, publik menilai hubungan Jokowi dan Anies kurang harmonis, walaupun keduanya belum pernah bertempur langsung di Pemilu.
Pertama karena Anies dicopot dari kursi menteri oleh Jokowi, meski sebelumnya jadi juru bicara pasangan Jokowi-Jusuf Kalla pada 2014. Kedua karena Anies maju di Pilkada DKI Jakarta dan didukung oleh partai non-pendukung Jokowi.
Tapi kalaupun benar ketiganya yang maju di Pemilu 2024, Saiful menyebut kemungkinan akan terjadi dua putaran. "Karena belum ada yang 50 persen plus," ujarnya.
Meski demikian, Saiful belum merinci metode dan jumlah responden salam survei ini. Selain itu, survei ini juga belum menampilkan simulasi pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2024 nanti.
Baca juga: Survei IPO: 60 Persen Tak Puas dengan Kinerja Pemerintah Jokowi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini