TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menduga sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang ogah bicara koalisi atau calon presiden 2024 merupakan sebuah strategi menunggu dan memantau pergerakan lawan.
"Saya kira, bisa jadi itu adalah bagian dari strategi PDIP untuk melihat pergerakan kandidat-kandidat lain atau partai lain. Mereka wait and see," ujar Arya saat dihubungi Tempo, Sabtu, 28 Mei 2022.
Kemungkinan kedua, ujar Arya, PDIP sedang melihat perkembangan internal dan juga peluang kandidat serta formasi koalisi yang akan dibentuk. Menurut dia wajar saja jika PDIP tidak buru-buru memulai manuver seperti partai lain karena partai berlambang banteng itu punya modal politik berupa 25 persen kursi DPR RI untuk bisa mengusung calon presiden sendiri.
"Jadi PDIP ini beda dengan partai lain seperti Golkar atau NasDem, mereka harus berkoalisi untuk mengusung capres, sehingga mereka sejak awal perlu memastikan sikap partai-partai lain. Sementara PDIP, mereka bisa langsung mengusung calon sendiri," tuturnya.
Kendati demikian, ujar Arya, tentu tetap ada risiko kandidat potensial PDIP dicolek partai lain jika terlalu lama mengumumkan calon presiden. "Bisa saja Ganjar ditarik partai lain, meski dari sisi Ganjar, saya enggak yakin dia akan mbalelo," tuturnya.
Sebelumnya PDIP menyatakan tidak ingin ikut-ikutan partai lain yang sudah mulai bermanuver menjelang Pilpres 2024. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyadari sejumlah partai sudah mulai bersiap-siap menghadapi kontestasi Pilpres 2024 mendatang, ada yang sudah membentuk koalisi seperti Golkar, PAN, dan PPP, dan adapula yang akan mengumumkan calon presiden seperti Partai NasDem. Namun PDIP mengaku tidak takut ketinggalan kereta.
Ia menyebut, PDIP memiliki modal kuat sebagai satu-satunya partai yang bisa mengajukan calon presiden sendirian tanpa berkoalisi di Pemilihan Presiden 2024. Untuk itu, kata dia, PDIP tidak sibuk bermanuver menjelang Pilpres 2024.
"PDIP bisa mengusung calon sendiri itu karena dukungan rakyat di dalam pemilu yang lalu. Jadi yang kami lakukan saat ini adalah bagaimana fokus mewujudkan kepercayaan rakyat itu untuk mendapat dukungan yang lebih besar lagi. Dan karena itulah, kami tidak ikut dansa-dansa politik," ujar Hasto di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Mei 2022.
DEWI NURITA
Baca Juga: PDIP Belum Tentukan Arah Koalisi Pemilu 2024, Djarot: Pemilu Masih Lama
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.