TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pakar mengingatkan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa agar tidak melakukan manuver politik meski masuk radar bursa calon presiden untuk Partai NasDem.
"Soal manuver Andika. Mestinya di rem dulu, karena dia masih aktif sebagai Panglima TNI. Jika sudah pensiun, silakan kesana-kemari melakukan manuver politik," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, Kamis, 26 Mei 2022.
Andika menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada Senin lalu, 23 Mei 2022. Kedatangan Andika disambut Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajarannya. Kunjungan Andika ini dilakukan jauh hari setelah dilantik sebagai Panglima TNI pada November 2021 lalu.
Para pengamat politik melihat pertemuan tersebut menyiratkan makna politis karena dilakukan di tahun politik ini. Namun, baik PBNU maupun Andika menyebut pertemuan tersebut hanya berdiskusi soal kerjasama membangun kekuatan bela negara.
Andika Perkasa mengatakan dirinya baru sempat mengunjungi PBNU lantaran sebelum masih fokus mengurusi masalah internal. "Saya memang sengaja datang ke PBNU karena memang sejak saya menjabat, waktu itu, fokus saya orientasi internal. Saya sowan ke Kiai Yahya. Tujuannya agar saya tahu scope kegiatan PBNU. Apa yg bisa kami lakukan bersama," kata Andika Perkasa saat itu.
Pengamat Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam mengingatkan, jika memang Andika ingin masuk ke dunia politik, maka ia perlu mengikuti langkah senior militer seperti Edy Sudrajat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Prabowo Subianto. Mereka membangun jalan politik lewat partai politik setelah berkhidmat pada TNI.
Atau, ujar Umam, Andika juga bisa berkaca pada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Putra pertama SBY itu mundur dari militer untuk fokus berkarir di politik. "Jangan sampai orang mengaku patriotik berkhidmat di lembaga negara, tapi justru menjalankan kerja-kerja politik,” kata Umam.
Partai NasDem akan mengumumkan capres 2024 yang akan diusungnya dalam rapat kerja nasional pada 15-17 Juni 2022. Salah satu nama yang masuk adalah Andika Perkasa. Nama lainnya yang digadang-gadang, ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
DEWI NURITA
Baca: Soal Relawan Ganjar Pranowo - Andika Perkasa, Panglima TNI: Terimakasih
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini