TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin agar kudapan arem-arem masuk dalam e-katalog lokal untuk program pencegahan stunting. Menurut Jokowi makanan berupa lontong isi itu bisa masuk dalam program pencegahan stunting jika vendor penyedianya ada di dalam e-katalog.
"Kalau dulu kalau biasanya untuk mengatasi stunting, (instansi) belinya secara nasional, yang bisa menyediakan, men-suplly, itu pasti perusahaan dan pabrik besar, roti biskuit untuk stunting. Tapi kalau barang lokal bisa masuk ke e-katalog lokal, semuanya bisa. Arem-arem masukan ke e-katalog, karena di dalamnya ada telur, daging dan lain-lain, misalnya," kata Jokowi di JCC, Jakarta Pusat, Selasa, 24 Mei 2022.
Jika makanan seperti arem-arem bisa masuk dalam e-katalog, Jokowi yakin vendor yang berasal dari UMKM akan sangat terbantu. Hal ini bakal memicu UMKM berekspansi lebih besar dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
"Dan sekarang sudah saya sampaikan kepada Kepala LKPP, jangan kayak dululah, semua produk harus SNI, yang kecil-kecil mana bisa? Produk lokal mana bisa kalau semuanya diminta SNI? Sekarang SNI tidak wajib, dulu wajib memang, sekarang tidak wajib," ujar Jokowi.
Meski begitu, Jokowi menyebut standar SNI tetap diberlakukan untuk produk yang berhubungan dengan keselamatan seperti helem hingga label listrik. Namun untuk produk seperti batubata, batu, dan pasir, Jokowi meminta agar tidak memerlukan sertifikat SNI lagi.
Baca Juga:
Dengan kebijakan ini, Jokowi yakin banyak produk lokal bisa lebih banyak masuk dalam e-katalog. Menurut dia, hal ini lebih penting dibandingkan menerapkan SNI, namun para vendor memasukan produk impor dalam e-katalog tersebut. "Casing-nya aja yang lokal, dalamnya impor semua. Hati-hati dengan ini," kata Jokowi.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca Juga: Ma'ruf Amin Minta BKKBN Percepat Target Penurunan Stunting
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini