TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum DPP PPP, Zainut Tauhid Sa'adi menyebut Koalisi Indonesia Bersatu adalah koalisi yang dibangun tanpa syarat untuk mendukung calon presiden atau calon wakil presiden dari partai koalisi.
Sehingga, ujar dia, koalisi membuka diri membicarakan bersama figur capres/cawapres yang tepat, memilih elektabilitas tinggi, dan yang pasti diterima oleh masyarakat.
"Baik itu figur dari kalangan kader partai, maupun nonpartai. Kami berbeda dengan partai lain yang sudah mematok capres/cawapresnya, sehingga menutup dan mengunci kemungkinan adanya capres/cawapres dari yang lain," ujar Zainut lewat keterangan tertulis, Kamis, 19 Mei 2022.
Menurutnya, pilihan PPP membangun koalisi dengan Partai Golkar dan PAN adalah langkah politik yang realistis dan bermartabat. Koalisi dengan berbasis kesetaraan ini dinilai memungkinkan semua pihak terlibat dan ikut menjadi penentu dalam memutuskan arah dan kebijakan strategis bersama dalam kedudukan yang sama dan sederajat, baik dalam Pemilu Presiden maupun Pemilu legislatif.
"Hal itu menjadi modal dasar untuk membangun sebuah koalisi yang kokoh, rasional dan bermartabat. Bukan koalisi transaksional pragmatis yang hanya untuk kepentingan jangka pendek," tutur Wakil Menteri Agama itu.
Zainut mengklaim Koalisi Indonesia Bersatu ingin membangun tradisi demokrasi yang sehat dan bermartabat, yaitu demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas, memajukan harkat martabat kemanusiaan, memperkuat persatuan, mengedepankan musyawarah dan mewujudkan kesejahteraan dan rasa keadilan.
Koalisi Indonesia Bersatu bentukan Golkar, PPP, dan PAN diumumkan usai pertemuan tiga ketua umum partai di Rumah Heritage Jakarta, Kamis, 12 Mei 2022. Namun belum jelas siapa yang akan diusung koalisi itu sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
"Seluruhnya akan kami bahas secara bersama, secara kolektif," ujar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat ditemui di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta, Ahad, 15 Mei 2022
Airlangga enggan menjawab saat ditanya apakah Partai Golkar akan mematok syarat mengusung dirinya sebagai calon presiden, sesuai amanat Munas Golkar. "Kami bahas nanti ya," tuturnya.
Ia juga ogah merespons kemungkinan-kemungkinan koalisi akan mengusung calon lain di luar partai. Menurut Airlangga, koalisi masih memantau berbagai perkembangan politik sebelum mengambil keputusan. "Kami terbuka dengan perkembangan-perkembangan," tuturnya.
DEWI NURITA