TEMPO.CO, Jakarta - Survei Indikator Politik Indonesia (IPI) menunjukkan angka kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurun menjadi 58,1 persen. Angka tersebut berdasarkan survei dari tanggal 5-10 Mei 2022 yang melibatkan 1.228 responden dari metode random digit dialing (RDD) dan margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
“Kalau kita lihat hari ini, 5-10 Mei 2022, yang mengatakan sangat puas delapan persen, yang mengatakan cukup puas 50,1 persen, total 58,1 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers virtual melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu, 15 Mei 2022.
Burhanuddin mengatakan, mereka yang mengatakan kurang puas sebanyak 29,1 persen dan tidak puas sama sekali 6,1 persen. Artinya, sebanyak 35,2 persen tidak puas. Sedangkan yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 6,7 persen.
Sebelumnya, IPI melakukan survei pada 20-25 April 2022 yang melibatkan 1.219 responden dari metode random digit dialing (RDD) dan margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden menunjukkan 10,6 persen sangat puas dan 58,5 persen cukup puas atau total 64,1 persen terhadap kinerja Jokowi.
“Ada 35,2 persen tadi, masyarakat yang mengatakan tidak puas terhadap kinerja Pak Jokowi. Apa alasan utamanya, clear, masalah harga-harga kebutuhan pokok meningkat. Sebelumnya itu yang paling tinggi, seperti zaman Covid-19 sedang merajalela, itu adalah Covid,” ujarnya.
Baca Juga:
Dia mengatakan, pasca Covid-19 terkendali, isu itu tetap penting. Kemudian yang menjadi sumber ketidakpuasan adalah penciptaan lapangan pekerjaan dan harga kebutuhan pokok yang terkerek.
Selain itu ada responden yang mengatakan bantuan pemerintah yang diberikan tidak merata. Disusul juga dengan isu mafia minyak goreng yang dinilai gagal ditangani. “Kalau mereka puas 58,1 persen tadi, itu karena 27,7 persen Pak Jokowi dianggap sukses membangun 20,1 persen kinerjanya sudah bagus, dan lain-lain,” tuturnya.
Ada pula yang menilai Jokowi sebagai pribadi yang baik dan merakyat. Kemudian penanganan mudik lebaran dinilai baik dan pribadi Jokowi tidak ingin berprasangka buruk.
FAIZ ZAKI
Baca Juga: Survei IPO Sebut Kepuasan Terhadap Jokowi - Ma'ruf Turun, Ini Penyebabnya