TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyebut Koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk partainya bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum memiliki kesepakatan apapun secara tertulis, alias baru sebatas gentlemen's agreement.
"Kesepakatan antara ketua umum seperti yang disampaikan itu secara verbal, ya boleh dibilang gentlemen's agreement, tetapi saya kira memiliki komitmen yang kuat. Kami menilai tidak perlu ada formalitas dalam hal yang tertulis, yang penting komitmen dan tindak lanjutnya," ujar Eddy dalam diskusi yang digelar MNC Trijaya FM, Sabtu, 14 Mei 2022.
Menurut Eddy, koalisi tiga partai tersebut memiliki komitmen bersama untuk membangun sebuah budaya politik baru, di mana kerja sama partai-partai politik dibangun jauh-jauh hari sebelum Pemilu 2024. Tujuannya, agar melahirkan sebuah gagasan dan konsep yang jelas untuk mengawal pemerintahan baru pada 2024. Kata Eddy, nantinya koalisi akan membentuk tim kerja untuk merumuskan gagasan tersebut dan kemudian disampaikan kepada publik.
"Sehingga dalam kontestasi Pemilu 2024, kita terjebak lagi di dalam politik identitas yang melahirkan polarisasi dan pembelahan masyarakat. Kami ingin tarung konsep, tarung gagasan. Jadi kurang lebih itu kesepakatan awal yang sudah dicapai oleh para ketua umum partai," ujar Eddy.
Ia tak menampik bahwa banyak yang menyangsingkan koalisi ini akan layu sebelum berkembang, namun koalisi menyatakan optimistis misi mereka akan tercapai. "Umur koalisi ini kan masih 48 jam. Kami akan bentuk tim kerja nanti untuk menggodok gagasan-gagasan itu," ujar Eddy.
Koalisi yang diinisiasi Golkar-PAN-PPP ini diberi nama Koalisi Indonesia Bersatu. Kata "BERSATU" diambil dari gabungan simbol-simbol tiga partai, yakni BERingin lambangnya Golkar, SuryA atau matahari lambangnya PAN, dan baiTUllah (kabah) lambangnya PPP. Komitmen koalisi ini diumumkan usai pertemuan tiga ketua umum partai di Rumah Heritage Jakarta, Kamis, 12 Mei 2022.
Koalisi ini masih membuka diri bagi partai-partai lain yang ingin bergabung. "Kami masih sangat terbuka untuk bekerjasama dengan partai politik lainnya, karena yang menyatukan kami adalah kesepakatan gagasan dan ide untuk membangun Indonesia," ujar Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily.
DEWI NURITA