TEMPO.CO, Jakarta - Praka Marinir Anumerta Dwi Miftachul Achyar yang gugur dalam kontak senjata dengan pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dikenal sebagai sosok yang dermawan di kampung halamannya di Lamongan, Jawa Timur. Kakak Almarhum, Yanta, mengatakan adiknya sempat memberikan pesan terakhir agar memberikan sedekah kepada orang yang tidak mampu.
Hal itu dikatakan Yanta usai pemakaman sang adik di Kampung Babat, Lamongan pada Ahad malam, 14 April 2022. Jenazah Dwi dimakamkan usai shalat tarawih.
Jenazah Praka Marinir Anumerta Dwi Miftachul Achyar meninggal pada Jumat 22 April 2022. Dwi saat itu sedang melakukan tugas berpatroli di sekitar kawasan Kali Kote, Kabupaten Nduga, Papua.
Pasukan TNI yang beranggotakan 28 personel itu mendapatkan serangan mendadak dari TPNPB-OPM. Kedua belah pihak terlibat kontak senjata yang mengakibatkan Dwi terkena tembakan. Satu prajurit TNI lainnya, Mayor Marinir Lilik Cahyanto pun mengalami luka.
Kondisi medan yang tak terdapat jaringan komunikasi HT, Telepon Satelit, dan HP membuat pasukan itu terpaksa bertahan di sana hingga keesokan harinya. Baru pada Sabtu pagi, 23 April 2022, mereka dapat dievakuasi dari lokasi penyerangan tersebut.
"Evakuasi menggunakan helikopter Caracal milik TNI-AU dan jenazah Pratu Mar Dwi Miftahul Ahyar akan dimakamkan di kampung halamannya di Lamongan, Jawa Timur," kata Kepala Penerangan Komanndo Daerah Militer XVII/ Cendrawasih Letnan Kolonel Infanteri Herman Taryaman Herman di Jayapura, Sabtu kemarin.
Jenazah Dwi kemudian diberangkatkan dari Lanud Timika menggunakan pesawat TNI AU CN-235 menuju Lanud Mulyono Surabaya, Ahad, 24 April 2022. Setibanya di Surabaya, jenazah langsung diberangkatkan ke Lamongan untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Pada 26 Maret 2022 lalu, TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya menyerang Pos Satgas Mupe yang ada di Kwareh Bawah, Kabupaten Nduga hingga menyebabkan dua prajurit Marinir meninggal dan delapan orang mengalami luka-luka. Dua prajurit yang meninggal dalam serangan itu yakni Komandan Pos Letnan Dua (Marinir) Moh. Iqbal dan Prajurit Satu (Marinir) Wilson Anderson.