INFO NASIONAL – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap agar semua dari hulu hingga hilir selalu semangat dalam berjuang untuk membangkitkan kedelai Indonesia. Menurutnya, situasi saat ini menguntungkan karena harga kedelai lokal sedang menjanjikan dikarenakan harga kedelai impor yang sedang melonjak tinggi. “Hal ini menjadi momen yang tepat untuk percepatan kebangkitan kedelai nasional,” kata dia, belum lama ini.
Peluang untuk mengembalikan kejayaan kedelai lokal, kata dia, harus ditangani serius. “Salah satu yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam bulan Ramadhan adalah dikabulkannya doa kita. Termasuk hari ini kita niatkan kedelai menjadi bagian dari kehidupan kita, yang kurang lebih 15 tahun tergantung kepada negara lain,” ujar Mentan SYL.
“Nafas yang baik hanya bisa baik kalau kita ada makanan. Belum selesai bencana Covid kita dihantam oleh climate change, bencana dimana mana. Ujungnya adalah terganggunya produktivitas yang membuat harga kedelai anjlok. Dan berakibat para petani tidak tertarik untuk menanam kedelai,“ tuturnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan beberapa langkah untuk memacu produksi kedelai lokal. Salah satunya telah dilakukan pertemuan Percepatan Pengembangan Kegiatan kedelai dan Evaluasi Kegiatan Tanaman Pangan yang juga di hadiri Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih di 14 Provinsi sentra kedelai.
Alokasi kegiatan pengembangan Kawasan kedelai tahun 2022 seluas 52.000 hektar di 16 Provinsi. Kemudian, untuk menambah gairah petani menanam kedelai telah disetujui tambahan anggaran pengembangan kedelai melalui Anggaran Biaya Tambahan (ABT) tahun 2022, seluas 300.000 ha di 14 provinsi.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan perlunya beberapa langkah percepatan dengan mengundang Dinas Pertanian daerah untuk segera mengusulkan calon petani dan calon lokasi (CPCL), kemudian dari BSPB juga perlu mendukung untuk proses sertifikasi benih kedelai. Terkait peningkatan produksi kedelai, memang diperlukan percepatan adopsi tenologi budidaya kedelai yang terbarukan dari rata-rata produktivitas 1,5 ton per hektar bisa ditingkatkan menjadi 2-3 ton per hektar.
“Pada dasarnya ketersediaan nasional untuk kedelai aman mencukupi kebutuhan nasional sekitar 200 sampai 250 ribu ton per bulan. Kami tentu perlu backup semua pihak supaya dapat meningkatkan produksi kedelai, baik dari sisi peningkatan produktivitas maupun luas panennya,” kata Suwandi.
Pola pengembangan kedelai saat ini dengan melibatkan offteker untuk menjamin kepastian harga hasil panen petani. “Mengingat keterbatasan anggaran Kementan jadi kita dorong juga petani supaya bisa memanfaatkan KUR disamping kita juga menggenjot penyediaan benih kedelai yang bermutu, kita kejar ke arah mendekati provitas ideal potensi Litbang yang bisa sampai 3 ton perhektar,” kata Suwandi.(*)