TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun bercerita bahwa dirinya kerap dipermusuhkan dan diadu domba dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lewat media sosial.
"Anda tahu kan, sekarang ini ada alat yang sangat efektif untuk memecah belah, namanya medsos. Saya dipermusuhkan, diadu-domba sama Bu Megawati dan sebagainya," ujarnya di acara 'Sinau Bareng Cak Nun' yang digelar PDIP di Masjid At-Taufiq Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Ahad malam, 11 April 2022.
Di medsos, tersebar video editan Cak Nun seolah bermusuhan dengan Megawati. Teranyar, viral video Cak Nun Vs Megawati soal minyak goreng. Video ceramah Cak Nun dipotong dan diedit sedemikian rupa sehingga seakan-akan pernyataannya merupakan kritik atas ungkapan Megawati soal polemik minyak goreng yang terjadi belakangan ini. Padahal, keduanya merupakan video yang tak berkaitan.
Meski kerap kritis terhadap pemerintah, Cak Nun mengaku tidak pernah bermusuhan dengan Megawati. Kehadirannya di acara PDIP tersebut, kata Cak Nun, menjadi bukti bahwa keduanya berhubungan baik. "Saya bersyukur Bu Mega tidak terpengaruh sedikit pun oleh permusuhan yang ditampilkan di medsos itu. Bu Mega tidak punya rasa marah atau benci kepada saya," kata Cak Nun.
Ia menyebut, undangan dari Megawati sebetulnya sudah disampaikan oleh sejumlah pejabat teras PDIP sejak tiga tahun lalu. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto bahkan pernah datang ke Markas Maiyah untuk menyampaikan hajatan Megawati. Namun, baru sekarang undangan itu dipenuhi Cak Nun.
"Karena dulu mana berani kalau belum jelas PDIP itu adalah pengayoman. Kalau sudah pengayoman, saya masuk sini. Kemarin kan masih perjuangan, aku rene kok berjuang. Jadi saya takut. Begitu saya dapat informasi PDIP itu sekarang PDI Pengayoman, oke saya datang ke Lenteng Agung," ujar Cak Nun berseloroh.
DEWI NURITA