TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menyebut langkah Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto mengajak BEM Nusantara bertemu kemarin sebagai tanda pemerintah takut didemo oleh mahasiswa. Pertemuan itu digelar beberapa hari sebelum mahasiswa hendak melakukan demo besar pada 11 April 2022.
"Tak bisa dipungkiri, ngajak mahasiswa bertemu dan dialog bagian persuasi supaya pembicaraan tentang demo 11 April kelar sebelum waktunya. Terlihat ada yang ketakutan dengan demo mahasiswa," ujar Adi saat dihubungi Tempo, Sabtu, 9 April 2022.
Adi menerangkan, jika pemerintah memang serius ingin mengajak mahasiswa duduk satu meja, seharusnya dialog sudah dilakukan sebelum ada kebijakan pemerintah yang dirasa tidak pro rakyat. Sedangkan dialog kali ini digelar sebelum terjadinya demonstrasi besar.
"Jadi wajar kalau ada dugaan menggembosi gerakan mahasiswa," ujar Adi.
Sebelumnya BEM SI menyebarkan undangan melalui media sosial Instagram. Dalam unggahan itu, mereka mengajar seluruh BEM untuk menggelar demonstrasi demi menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.
BEM SI tak ikut dalam pertemuan dengan Wiranto pada Jumat kemarin. Dalam pertemuan itu, Wiranto mengatakan tidak ada yang melarang mahasiswa berdemo. Ia hanya mempertanyakan tujuan dilakukan demo, ketika isu Jokowi 3 periode tersebut memang tidak mungkin terjadi dan sudah dijawab oleh presiden.
Dalam rapat kabinet awal bulan ini, Jokowi memang meminta para bawahannya untuk menghentikan menggaungkan kedua wacana itu. Hal itu tak lepas dari minimnya dukungan di parlemen untuk Amandemen UUD 1945 dan derasnya penolakan dari masyarakat.
Ketua Umum Partai Hanura itu juga mengingatkan kalau saat ini merupakan bulan suci Ramadan. Tentunya, kata dia, akan lebih arif untuk bisa menyikapi hal-hal yang memang bisa dibicarakan dengan baik. Itulah alasannya, kata Wiranto, dirinya dan sejumlah anggota Wantimpres hari ini bertemu para mahasiswa.
Meskipun Wiranto menyatakan tak melarang mahasiswa untuk berdemo, BEM SI mengaku mendapatkan ancaman jika tetap melancarkan aksinya Senin mendatang. Beberapa telepon genggam koordinator BEM SI juga disebiut diretas.
Baca: BEM SI Mengaku Dapat Ancaman Jika Tetap Gelar Demo 11 April 2022