Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Komando Pasukan Khusus, Apa Pangkat Danjen Kopassus?

Reporter

image-gnews
Mantan Danjen Kpassus Mayjen (TNI) Madsuni (kanan) bersama Danjen Kopassus yang baru Mayjen TNI Eko Margiyono (kiri) usai Upacara penyerahan satuan Korps Pasukan Khusus (kopassus) di markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, 23 Maret 2018. Tempo/Fakhri Hermansyah
Mantan Danjen Kpassus Mayjen (TNI) Madsuni (kanan) bersama Danjen Kopassus yang baru Mayjen TNI Eko Margiyono (kiri) usai Upacara penyerahan satuan Korps Pasukan Khusus (kopassus) di markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, 23 Maret 2018. Tempo/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mayor Jenderal Iwan Setiawan ditunjuk menjadi Danjen Kopassus TNI menggantikan Mayor Jenderal Widi Prasetijono yang sekarang menjabat sebagai Pangdam IV/Diponegoro, Jawa Tengah. Penggantian tersebut tertuang dalam SK Nomor Kep/271/III2022 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI tertanggal 25 Maret 2022.

Dalam empat bulan terakhir, terjadi pergantian 3 kali Danjen Kopassus. Bahkan Mayjen Widi Prasetijono menggantikan Mayjen Teguh Muji Angkasa sebagai Danjen Kopassus selama 53 hari, pada 21 Januari hingga 25 Maret 2022. 

Sejarah Kopassus

Melansir dari kanal kopassus.mil.id, pada Juli 1950 terjadi pemberontakan di Maluku oleh RMS (Republik Maluku Selatan). Pimpinan perang RI saat itu dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang, sementara Letkol Slamet Riyadi sebagai komandan operasi.

Namun, dalam beberapa pertempuran, musuh kecil masih mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar. Hal itu karena taktik dan pengalaman tempur yang cukup baik didukung kemampuan tembak tepat sasaran dan gerakan perorangan yang diterapkan oleh musuh.

Kondisi tersebut akhirnya membuat Letkol Slamet Riyadi untuk mempelipori pembentukan satuan pemukul. Setelah Letkol Slamet Riyadi wafat, gagasan itu dilanjutkan oleh Kolonel A.E Kawilarang.

Melalui instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III No.55/Intr/PDS/52 tanggal 16 April 1952 terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III. Kesatuan komando ini menjadi cikal bakal terbentuknya Korps Baret Merah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada prosesnya, satuan ini mengalami perubahan nama. Di antaranya Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953, Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1952, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada ttahun 1955, Pusat Pasukan Khusus TNI AD (PUSPASUS TNI AD), berikutnya pada tahun 1971 berganti menjadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha), dan yang terakhir satuan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus atau KOPASSUS mulai tahun 1985 sampai sekarang.

Komandan Pasukan Khusus (Kopassus) dipimpin oleh seorang Komandan Jenderal atau Danjen yang berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI. Sejak tahun 1952 hingga sekarang, pemimpin Kopassus sudah berganti sebanyak 35 kali.

RISMA DAMAYANTI 

Baca: Danjen Kopassus Berganti 3 Kali dalam 4 Bulan, Ada yang Hanya 53 Hari

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kronologi Penemuan dan Pengangkatan Jenazah Korban G30S di Sumur Lubang Buaya 58 Tahun Lalu

20 jam lalu

Sugimin (tiga dari kanan) saat menarik jenazah enam jenderal dan satu perwira dari sumur Lubang Buaya, 4 Oktober 1965. (Istimewa)
Kronologi Penemuan dan Pengangkatan Jenazah Korban G30S di Sumur Lubang Buaya 58 Tahun Lalu

Penculikan dan pembunuhan para jenderal TNI AD pada G30S 1965. Dua hari kemudian, baru ditemukan jenazah 7 Pahlawan Revolusi di sumur Lubang Buaya.


Pasca Peristiwa G30S 1965, Apa Langkah Sukarno, Soeharto, DN Aidit, dan Pemimpin Rusia Leonid Brezhnev?

20 jam lalu

Diorama adegan saat anggota PKI menyiksa dan menawan Mayjen S Parman, Mayjen Suprapto, Brigjen Sutoyo dan Lettu Pierre Tendean di dalam Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Menjelang peringatan G30S, monumen ini akan ramai dikunjungi warga. TEMPO/Subekti.
Pasca Peristiwa G30S 1965, Apa Langkah Sukarno, Soeharto, DN Aidit, dan Pemimpin Rusia Leonid Brezhnev?

Setelah peristiwa G30S 1965, dalam situai tak menentu, apa langkah yang dilakukan Presiden Sukarno, Mayjen Soeharto dan pemimpin PKI DN Aidit?


Profil Museum Sasmitaloka Jenderal AH Nasution Saksi Peristiwa G30S, Mengenang Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani

23 jam lalu

Museum Abdul Haris Nasution atau Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution di Jalan Teuku Umar No. 40, Jakarta, 23 September 2014. Pada 1 Oktober 1965, ditempat inilah terjadi peristiwa dramatis yang hampir merenggut nyawa DR. Abdul Haris Nasution. TEMPO/Subekti
Profil Museum Sasmitaloka Jenderal AH Nasution Saksi Peristiwa G30S, Mengenang Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani

Museum ini semula kediaman pribadi keluarga Jenderal AH Nasution. Tempat ini saksi G30S, penembakan Ade Irma Suryani dan penculikan Pierre Tendean.


Peristiwa G30S 1965: Hari Terakhir Pierre Tendean Menemani Bermain Ade Irma Suryani

2 hari lalu

Ade Irma Suryani Nasution dan Pierre Tendean. dok. Museum AH Nasution
Peristiwa G30S 1965: Hari Terakhir Pierre Tendean Menemani Bermain Ade Irma Suryani

Hari terakhir Kapten Pierre Tendean menemani bermain Ade Irma Suryani, putri Jenderal AH Nasution. Peristiwa G30s merenggut nyawa keduanya.


22 Bulan Setelah G30S Museum Lubang Buaya Diresmikan Soeharto

2 hari lalu

Baju berdarah dan barang-barang lainnya milik Letjen Ahmad Yani korban keganasan peristiwa G30S yang berada di Museum Pengkhianatan PKI, Lubang Buaya, Jakarta. Peristiwa berdarah ini terjadi pada 30 September 1965. TEMPO/Subekti.
22 Bulan Setelah G30S Museum Lubang Buaya Diresmikan Soeharto

Peristiwa G30S tak bisa dipisahkan dari lokasi pembunuhan para jenderal TNI AD di Lubang Buaya. 22 bulan setelah itu didirikan Museum Lubang Buaya.


Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

3 hari lalu

Film Pengkhianatan G 30S PKI dan Rumah Kades
Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?


Menjelang G30S 1965: Ahmad Yani Tak Setuju Angkatan Kelima Bentukan DN Aidit, Ada Versi Sukarno

3 hari lalu

DN Aidit saat memberikan sambutan pada ulang tahun ke-5 Partai Persatuan Sosialis Jerman (Sozialistische Einheitspartei Deutschlands) di Berlin (1958). wikipedia. org
Menjelang G30S 1965: Ahmad Yani Tak Setuju Angkatan Kelima Bentukan DN Aidit, Ada Versi Sukarno

Angkatan Kelima salah pencetus terjadinya Peristiwa G30S 1965? Ternyata ada angkatan kelima versi DN Aidit dan Sukarno.


Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

5 hari lalu

Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.


Pomdam Jaya Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Imam Masykur Secara Tertutup

7 hari lalu

Tiga oknum anggota TNI yang diduga terlibat penculikan dan penganiayaan terhadap Imam Masykur. Istimewa
Pomdam Jaya Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Imam Masykur Secara Tertutup

Rekonstruksi kasus pembunuhan Imam Masykur dilakukan hari ini secara tertutup di Pomdam Jaya.


Ibu Imam Masykur Tak Akan Maafkan Anggota Paspampres dan 2 TNI Pembunuh Anaknya

10 hari lalu

Ibu korban penganiayaan dan penculikan anggota Paspamres Imam Masykur, Fauziah diperiksa Polda Metro Jaya, Rabu, 20 September 2023. TEMPO/Desty Luthfiani.
Ibu Imam Masykur Tak Akan Maafkan Anggota Paspampres dan 2 TNI Pembunuh Anaknya

Ibu Imam Masykur telah menemui anggota Paspampres dan 2 TNI yang membunuh anaknya. Tak mau memberi maaf.