Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

HUT Kota Malang ke-108, Berbagai Versi Daerah ini Disebut Malang

Reporter

image-gnews
Wahana bianglala di Alun-alun Batu Kota Malang pada malam hari, Senin, 15 Juli 2019. TEMPO/Abdi Purmono
Wahana bianglala di Alun-alun Batu Kota Malang pada malam hari, Senin, 15 Juli 2019. TEMPO/Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, JakartaHari ini, 1 April 2022, merupakan hari jadi Kota Malang yang ke-108 tahun. Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur dan kota terbesar ke-12 di Indonesia.

Sebagai kota besar, seperti kota-kota lain di Indonesia, Malang baru tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda. Mengutip situs Kemendagri, kota ini didirikan pada 1 April 1914, pada masa kolonial Belanda. Pada saat itu, E.K Broeveldt merupakan wali kota pertama Malang.

Asal-usul penamaan Malang hingga kini masih diperdebatkan oleh para ahli sejarah. Setidaknya ada beberapa versi sejarah penamaan kota Malang.

Bangunan Suci “Malangkucecwara”

Mengutip buku Asal-usul Kota-Kota di Indonesia Tempo Doeloe, nama malang diduga bersumber dari nama bangunan suci yang tertulis di dalam dua prasasti Raja Balitung di Jawa Tengah. Dua prasasti yang dimaksud adalah Prasasti Mantyasih tahun907 dan Prasasti tahun 908 yang ditemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang.

Bangunan suci itu bernama Malangkucecwara, sebuah nama yang terdiri dari tiga kata, yakni “mala”, “angkuca”, dan “icwara” 

Kata “mala” berarti segala sesuatu yang kotor, kecurangan, kepalsuan, atau bathil. Kata “angkuca” memiliki arti menghacurkan atau membinasakan. Sedangkan kata “icwara” berarti Tuhan. Dapat dikatakan, Malangkucecwara berarti Tuhan menghancurkan yang bathil.

Namun, hingga kini bangunan suci peninggalan purbakala belum juga ditemukan. Diduga, bangunan tersebut ada di daerah pegunungan di sebelah timur Kota Malang. Ada juga yang menduga keberadaannya di daerah Tumpang di sebelah utara Kota Malang.

Kisah Kerajaan Mataram

Versi lain menyebut nama Malang berasal dari Kerajaan Mataram. Kala itu ada aksi “membantah” atau “menghalang-halangi” yang dalam bahasa Jawa berarti malang. 

Dikutip dari situs Kemdikbud, cerita bermula dari Raja Mataram, Sultan Agung yang hidup 1.600 tahun lalu. Sebagai sultan yang disegani, Sultan Agung ingin menaklukan seluruh pulau Jawa dalam satu kekuasaan Kerajaan Mataram.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Konon, Sultan Agung ingin memperluas wilayahnya hingga ke Jawa Timur dan ingin menguasai daerah Malang. Namun, penduduk setempat melakukan perlawanan. Mereka menghalang-halangi sehingga terjadilah perang besar.

Taktik yang dilakukan oleh Sultan Agung adalah dengan tidak langsung menyerang Surabaya, sebagai pusat dari Jawa Timur, tetapi dengan menaklukan kota-kota di sekeliling Surabaya termasuk Malang. 

Maka, Sultan Agung mengutus 8.000 pasukannya yang dibagi dalam 3 kelompok, yakni kelompok Jalur Lingkar Selatan, Pantura, dan jalur tengah yang dipimpin oleh Tumenggung Alap-alap. 

Tumenggung Alap-alap, yang memimpin jalur tengah melewati daerah Ngantang, merasa kesulitan dalam menempuh jalur tersebut.  Ketika pasukan Tumenggung Alap-alap mulai memasuki daerah Malang, mereka dihalangi oleh ribuan pohon tumbang yang menutupi jaur masuk menuju Malang. 

Setelah pasukan berhasil membersihkan pohon-pohon tersebut, mereka dihadang oleh pasukan daerah Malang yang dipimpin oleh Bupati Malang saat itu, Ronggosukmo. Meskipun pasukan Bupati Ronggosukmo memiliki jumlah yang lebih sedikit dari pasukan Tumenggung Alap-alap, tetapi daerah Malang berhasil dipertahankan dari serangan pasukan Mataram. 

Dengan semangat yang sangat besar, pasukan kerajaan Mataram berhasil ditumpas dengan mudah oleh pasukan Bupati Ronggosukmo. Sejak saat itu, daerah Malang Kucecwara lebih dikenal dengan nama Malang yang berarti penghalang atau yang menghalang-halangi.

M. RIZQI AKBAR 

Baca: Kota Malang Fokus Ciptakan Kota Layak Anak di Tengah Pandemi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur yang Dapat Satyalancana

4 jam lalu

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kedua kiri) didampingi Penjabat Gubernur Jawa Timur yang baru dilantik Adhy Karyono (kiri), pejabat lama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan) dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak (kanan) berfoto bersama usai pelantikan Penjabat Gubernur Jawa Timur di kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat 16 Februari 2024. Adhi Karyono yang sebelumnya menjabat sebagai Sekda Provinsi Jatim itu secara resmi menjadi Penjabat (Pj) Gubernur Jatim menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024 lalu. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur yang Dapat Satyalancana

Khofifah menjadi satu-satunya gubernur karena Jatim menjadi provinsi berkinerja terbaik berturut turut.


Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

1 hari lalu

Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Situs UB
Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

Universitas Brawijaya selalu diminati oleh calon mahasiswa baru, pun juga menyediakan jalur Seleksi Mandiri yang menggunakan seleksi nilai UTBK


Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

1 hari lalu

(Ki-ka) Ketua Dewan Pengawas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean, bersama anggota empat Dewas Harjono, Albertina Ho, Artidjo Alkostar dan Syamsuddin Haris, dan Ketua KPK baru Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron, mengikuti acara serah terima jabatan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPKdi gedung KPK, Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019. TEMPO/Imam Sukamto
Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

Anggota Dewas KPK Albertina Ho menduga ada indikasi lain di balik pelaporan terhadap dirinya oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewas KPK.


Mengenang Mooryati Soedibyo, Alasannya Bersedia Jadi Produser Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta

1 hari lalu

Pendiri PT.Mustika Ratu Tbk Mooryati Soedibyo. ANTARA/Teresia May
Mengenang Mooryati Soedibyo, Alasannya Bersedia Jadi Produser Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta

Selain menjadi pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo pernah sebagai produser film tentang Sultan Agung. Ini alasannya saat itu.


Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

1 hari lalu

Suasana alam di lokasi wisata di kepulauan Karimunjawa. (Dok.Tim ITB)
Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Jepara asal RA Kartini memiliki beragam potensi destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.


Wisatawan Cina Jatuh di Ijen, Sandiaga Uno Minta Pelancong Utamakan Aspek Keselamatan

3 hari lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Wisatawan Cina Jatuh di Ijen, Sandiaga Uno Minta Pelancong Utamakan Aspek Keselamatan

Sandiaga Uno menegaskan aspek keamanan dalam berwisata harus diutamakan, agar kecelakaan di kawasan wisata tidak kembali terulang


Pilkada 2024: Bursa Cagub Bersaing Sengit di Pilgub DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara

5 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Pilkada 2024: Bursa Cagub Bersaing Sengit di Pilgub DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Utara

Sejumlah kandidat yang digadang-gadang akan maju sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilkada 2024.


Chibicon Merayakan Kreativitas dan Budaya Pop di Jawa Timur

6 hari lalu

Poster Chibicon Surabaya
Chibicon Merayakan Kreativitas dan Budaya Pop di Jawa Timur

Chibicon menampilkan booth-booth menarik yang dipenuhi dengan produk dan karya unik dari para kreator lokal


Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

9 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi


Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

11 hari lalu

Ilustrasi pengikut Islam Aboge. Dok TEMPO/Budi Purwanto
Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?