TEMPO.CO, Jakarta - Dilansir dari laman bisnis.com, Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 Italia mendorong negara-negara G20 untuk mempercepat upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) tahun 2030 melalui sejumlah langkah. Jokowi mendorong inisiatif debt service suspension dan tambahan alokasi special drawing rights senilai US$650 miliar.
Pemerintah Indonesia pun mendorong penguatan kemitraan global untuk membantu pendanaan dan akses teknologi bagi negara berkembang. Lalu, upaya meningkatkan kemampuan adaptasi dan ketangguhan terhadap guncangan dan ketidakpastian masa depan, terutama di sektor kesehatan, kapasitas fiskal, serta kapasitas perencanaan dan implementasi pembangunan.
Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Saat ini Indonesia sebagai bagian dari G20, untuk pertama kalinya memegang Presidensi G20 yang berlangsung selama satu tahun mulai 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022. Indonesia terpilih menjadi Presidensi G20 pada perhelatan G20 di Roma, Italia, pada tanggal 31 Oktober 2021. Serah terima kekuatan atau handover diberikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Mario Draghi kepada Presiden Jokowi.
Jokowi menjelaskan bahwa Presidensi G20 Indonesia akan mendorong upaya bersama untuk pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar 'Recover Together, Recover Stronger' atau “Pulih Bersama, Bangkit Perkasa”.
"Upaya tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa, terutama melalui kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti. G-20 harus menjadi motor pengembangan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi ini. Hal ini yang harus terus kita perdalam pada pertemuan-pertemuan kita ke depan," kata Jokowi.
Dilansir dari laman kemenkeu.go.id, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa Ini merupakan suatu tema yang menggambarkan solidaritas dari Indonesia terutama sebagai emerging country agar pemulihan ekonomi dunia akibat dampak dari pandemi selama 2 tahun ini bisa berjalan bersama-sama, dan tidak hanya recover together, namun juga recover stronger.
Menkeu juga menyampaikan tiga isu penting yang ditekankan oleh Presiden Republik Indonesia untuk dibahas pada forum G20. Pertama mengenai arsitektur kesehatan global, dan yang kedua mengenai transformasi ekonomi digital.
“Yang ketiga, Bapak Presiden menekankan mengenai transisi energi menuju ekonomi hijau. Disini di sisi finance kita akan bicara mengenai environment and taxation and promoting sustainable infrastructure investment dan bagaimana kita bisa mendesain financing untuk transisi energi karena ini akan sangat kompleks dan membutuhkan investasi yang luar biasa banyak,” kata Sri Mulyani seperti dikutip Tempo dari laman kemenkeu.go.id, Kamis, 9 Desember 2021.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia akan bekerja keras untuk menyukseskan Presidensi G20 pada 2022. “Pemerintah sangat mengharapkan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia bagi suksesnya Presidensi Indonesia, dan pemerintah akan bekerja keras agar amanah Presidensi G20 akan memberikan manfaat maksimal bagi rakyat Indonesia dan akan meneguhkan peran dan kepemimpinan yang selama ini dijalankan Indonesia di dunia internasional,” Kata Retno seperti dikutip Tempo dari laman kominfo.go.id, Selasa, 14 September 2021.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca: Indonesia Presidensi G20 hingga November 2022, Bagaimana Penentuannya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.