TEMPO.CO, Jakarta - Ketua RT 03/RW 07 Kampung Bangunharjo, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Bambang Pujiana, menyatakan kaget setelah salah seorang warganya bernama Sunardi disebut terlibat dalam jaringan teroris. Sunardi ditembak Datasemen Khusus 88 Anti Teror dan tewas pada Rabu malam, 9 Maret 2022, berprofesi sebagai dokter dan dikenal sebagai sosok yang tertutup.
Bambang menyatakan Sunardi mengakui Sunardi merupakan warga yang tinggal di kampung tersebut. Dia menyatakan baru mengetahui jika Sunardi diduga terlibat jaringan teroris ketika dihubungi oleh anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Sukoharjo.
Baca Juga:
Dia menjelaskan Sunardi merupakan seorang dokter yang membuka praktik di rumahnya. Menurut Bambang, si dokter terkenal tertutup dengan warga sekitar, bahkan tidak pernah hadir di acara kampung, seperti kerja bakti dan rapat warga.
Sunardi juga disebut tidak pernah bertegur sapa dengan warga sekitar. Dia hanya terlihat kerap pergi ke masjid dan langsung pulang ke rumah jika selesai beribadah, katanya.
Menurut dia, Sunardi dan keluarganya bukan warga asli kampung itu, melainkan pendatang. Selama berada di sana, Bambang menyatakan Sunardi belum menyerahkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Pendudukan (KTP) kepadanya.
Sunardi disebut memiliki empat anak dan satu istri, yang juga bekerja sebagai dokter. Dia juga membuka praktik dokter umum di sebuah klinik kesehatan di Solo.
Sementara itu, kondisi rumah Sunardi terlihat sepi dengan pintu tertutup rapat. Terlihat papan bertuliskan jadwal praktik dokter Sunardi beserta nomor surat izin praktik (SIP).
Tim Densus 88 Antiteror Polri menembak Sunardi saat akan melakukan penangkapan di Jalan Bekonang, Sukoharjo, Rabu kemarin. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan menyatakan polisi melakukan penembakan karena Sunardi melakukan perlawanan secara agresif.
"Karena situasi yang membahayakan jiwa petugas dan masyarakat, sehingga dilakukan upaya paksa," kata Ramadhan.
Sunardi disebut melakukan penyerangan terhadap petugas yang menghentikan kendaraannya. Dia menabrakkan mobilnya ke arah polisi.
Dia juga disebut sempat mencoba kabur sehingga anggota Densus 88 harus naik ke bak terbuka di belakang kendaraannya. Saat menabrak kendaraan warga dan diperingatkan untuk menghentikan kendaraannya, Sunardi tak juga mau berhenti hingga akhirnya polisi melepaskan tembakan yang mengenai punggung dan pinggul kanan bawah.
Ramadhan mengatakan Sunardi merupakan anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah. Dia pernah menjabat deputi dakwah dan informasi, serta penasehat pimpinan JI.