Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamat Militer Bicara Dampak Perang Rusia - Ukraina ke Alutsista TNI

Reporter

Editor

Amirullah

image-gnews
Pesawat tempur Sukhoi SU-27/30
Pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 "Bajra Flight" melakukan manuver di kawasan monas saat Upacara Peringatan HUT TNI ke-76 di Istana. Merdeka, Jakarta, Selasa 5 Oktober 2021. Perayaan HUT TNI ke-76 mengusung tema Bersatu, Berjuang Kita Pasti Menang. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengungkapkan, perang Rusia-Ukraina dalam jangka pendek tidak akan memengaruhi alat utama sistem persenjataan atau alutsista TNI.

Sebab, kata Khairul, TNI dapat menerapkan manajemen logistik terhadap alutsista yang dikerjasamakan dengan negara-negara yang terkait dengan konflik tersebut. Sehingga masih ada ruang bagi TNI untuk mengelola operasional dan perawatan alutsista.

"Saya kira memang belum akan terdampak dalam jangka pendek. Manajemen logistik yang baik bisa menunda dampak langsung dan memberi kesempatan pada TNI untuk mencari solusi jika konflik berlarut," kata dia saat dihubungi, Jumat, 4 Maret 2022.

Namun, dia mengingatkan, jika konflik ini terjadi dalam jangka waktu yang panjang dan melibatkan negara-negara yang memiliki kerja sama pertahanan dengan Indonesia, maka perolehan suku cadang untuk perawatan alutsistanya akan menjadi sulit.

"Dalam hal pemeliharaan Sukhoi, misalnya, dampak konflik bisa diminimalisir jika Belarus tidak terlibat atau tidak terkena imbas sanksi Barat. Indonesia memiliki kerjasama pertahanan dengan negara itu yang antara lain terkait MRO (Maintenance, Repair, and Operating Supplies) Sukhoi," tegas Khairul.

Karena itu, dia menekankan, TNI harus mempersiapkan kemungkinan terburuk, termasuk jika harus meminimalkan misi dan peran alutsista seperti Sukhoi Su 27/30 Skuadron 11 dalam operasi udara TNI. Pengurangan itu berpotensi diiringi peningkatan beban operasi skuadron-skuadron tempur lainnya.

"Nah, ini harus diantisipasi secara hati-hati dan cermat. Usia sebagian pesawat-pesawat tempur kita sudah cukup tua. Ada juga yang kondisinya kurang prima. Jangan sampai penyesuaian beban kerja kemudian meningkatkan risiko kefatalan baik bagi prajurit maupun alutsista itu sendiri," ungkapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Demi mengantisipasi kemungkinan terburuk ini, ujar Khairul, Indonesia perlu berperan lebih aktif lagi dalam mengakhiri konflik atau peperangan itu. Indonesia tidak bisa terus berdiam diri menunggu hingga konflik ini bisa selesai begitu saja.

"Cara Barat menyikapi konflik dengan menjatuhkan sanksi keras pada Rusia, cepat atau lambat akan mengakibatkan perluasan konflik dan dampaknya. Kita tidak bisa duduk diam saja sembari menunggu dampak konflik menghampiri dan menambah masalah di dalam negeri," tegas dia.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal Fadjar Prasetyo memastikan suku cadang peralatan keamanan dan pertahanan udara Indonesia, seperti jet tempur Sukhoi, tak terganggu akibat perang Rusia - Ukraina. Dia menyatakan mereka telah memiliki suku cadang sebelum perang meletus.

Fadjar menyatakan beberapa peralatan tempur yang dimiliki Indonesia dari Rusia dibeli dalam skema kerja sama jangka panjang. Hal itu membuat TNI AU sudah memiliki beberapa suku cadang.

"Kita dalam hal perawatan pesawat kita lakukan tidak jangka pendek, jadi beberapa suku cadang sudah kita beli dari beberapa waktu lalu," kata dia saat ditemui di Mabes TNI AU, Jakarta, Jumat, 4 Maret 2022.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

TNI Ungkap Alasan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Diterjunkan AU Yordania

3 jam lalu

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengecek bantuan usai upacara keberangkatan bantuan kemanusiaan untuk Palestina di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 29 Maret 2024. Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan payung udara orang dan payung udara barang sebanyak 900 buah ke Yordania untuk disalurkan ke Palestina melalui metode airdrop menggunakan satu pesawat Hercules C-130J TNI AU. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
TNI Ungkap Alasan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza Diterjunkan AU Yordania

Misi itu melibatkan 27 personel TNI yang sebagian besar merupakan prajurit dan sisanya satu diplomat dari Kementerian Luar Negeri.


TNI Pastikan Jatuhkan Sanksi terhadap 13 Prajurit yang Siksa Warga Papua

3 jam lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Pastikan Jatuhkan Sanksi terhadap 13 Prajurit yang Siksa Warga Papua

Sebanyak 13 prajurit TNI tersangka penganiayaan warga di Papua akan mendapat hukuman yang berbeda, sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.


Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

6 jam lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.


Komite HAM PBB Soroti Isu Pembunuhan di Luar Hukum di Papua

8 jam lalu

Mahasiswa papua memegang poster bergambar penyiksaan oleh oknum TNI terhadap warga Papua mengikuti Aksi Kamisan 811 di seberang Istana Negara, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024. Dalam aksinya mahasiswa Papua mengecam penyiksaan yang dilakukan TNI kepada warga Papua yang belakangan menajdi sorotan publik karena videonya tersebar di media sosial. Mereka menuntut pelaku dipecat dan dihukum sesuai perbuatannya. TEMPO/Subekti.
Komite HAM PBB Soroti Isu Pembunuhan di Luar Hukum di Papua

Komite HAM PBB membacakan temuan pelanggaran HAM di Indonesia, salah satunya isu extrajudicial killing terhadap orang Papua.


AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

8 jam lalu

Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam  Solidaritas Jurnalis Bali melakukan aksi di Kantor Kejaksaan Tinggi Bali, Denpasar, Bali, Rabu 1 Desember 2021. Aksi itu dilakukan untuk menuntut dua orang terdakwa dalam kasus kekerasan terhadap Nurhadi yang merupakan jurnalis Tempo di Surabaya diberikan hukuman maksimal serta mendesak Polda Jawa Timur untuk menangkap para pelaku lain dalam kasus tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

8 jam lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

10 jam lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."


Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

22 jam lalu

Kim Jong Un bersalaman dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Pyongyang, Korea Utara, 19 Oktober 2023. Kemenlu Rusia/Handout via REUTERS
Bos Mata-mata Rusia Datangi Korea Utara, Bahas Apa?

Kepala Intelijen Rusia mendatangi Korea Utara untuk membahas berbagai hal.


Tonny Harjono Disebut Jadi Calon Kuat KSAU Pengganti Fadjar Prasetyo

1 hari lalu

Marsdya Tonny Hardjono. wikipedia.org
Tonny Harjono Disebut Jadi Calon Kuat KSAU Pengganti Fadjar Prasetyo

Marsdya Mohamad Tonny Harjono disebut-sebut merupakan calon kuat pengganti Fadjar Prasetyo sebagai KSAU.


Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

1 hari lalu

F-16 Fighting Falcon yang ditugaskan di Sayap Tempur ke-8 mengalami 'darurat dalam penerbangan', jatuh di Laut Kuning [File: Ints Kalnins/Reuters]
Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

Putin mengatakan pesawat F-16 mampu mengangkut senjata nuklir. Ia menyatakan tak akan menyerang anggota NATO, tapi tembak jatuh F-16.