TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Asosiasi Serikat Pekerja ( ASPEK) Indonesia Mirah Sumirat menilai usulan penundaan Pemilu 2024 yang berimplikasi pada perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi sangat tidak layak dilontarkan. Alasannya, kondisi rakyat dan buruh saat ini sangat kesusahan.
"Bagi kami, bagi rakyat, pekerja, buruh, mohon maaf, dua periode saja kami sudah enek. Mohon maaf ini kita sampaikan secara clear di sini," kata dia dalam diskusi secara daring, Jumat, 4 Maret 2022.
Dia lantas mempertanyakan capaian apa yang telah diperoleh para pejabat di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang telah berkuasa selama ini. Sebab, kata Mirah, hingga saat ini tidak ada kesejahteraan yang dirasakan oleh para buruh.
"Apa yang sudah dilakukan untuk kesejahteraan para buruh, mana pencapaian-pencapainya? Malah makin turun. Apalagi dengan Omnibuslaw Undang-undang Cipta Kerja, meskipun telah dibatalkan MK, tapi kan pemerintah terus berjalan mengatakan ini tetap berlaku," tegasnya.
Mirah menduga, Presiden Joko Widodo sendiri senang dengan adanya dorongan secara terbuka dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tersebut yang menyuarakan ditundanya Pemilu 2024 dan supaya masa jabatan Jokowi diperpanjang.
Dugaan ini dia dasari karena kasus pelaporan korupsi anak Presiden Jokowi juga tidak kunjung diproses oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Meskipun dugaan ini liar, menurutnya sah-sah saja karena isu yang dilontarkan para ketua umum partai politik itu juga sangat liar.
Ketimbang melontarkan isu ini, Mirah berpendapat, seharusnya para ketum parpol itu fokus memberikan kesejahteraan pada rakyat dan kelas pekerjanya. Apalagi, dia menekankan, saat ini harga-harga barang tengah naik di tengah masa pandemi Covid-19.
Mirah mengklaim, melihat banyak ibu-ibu yang masih bergerombol atau berdesak-desakan hanya untuk mendapat dua liter minyak goreng yang disubsidi pemerintah pada hari ini. Kemudian, gula saat ini juga disebutnya sudah hilang dari pasaran, dan harga beras maupun daging terus merangkak naik.
"Jadi fokuslah kesehateraan rakyat, jangan beralibi menyambung-nyambungkan ini karena ada perang di Ukraina sama Rusia. Apa hubungannya coba, enggak ada hubungannya. Saya kira ketika negara luar sana khawatir terjadi perang dunia ke-3 justru kami di sini rakyat Indonesia khawatir dengan perpanjangan 3 periode," ungkap dia.