TEMPO.CO, Jakarta -Ogoh-ogoh merupakan salah satu rangkaian kegiatan pada Hari Raya Nyepi hari ini, Kamis, 3 Maret 2022.
Dalam kamus bahasa Bali, ogoh-ogoh berarti sejenis patung yang yang dibuat dari bambu dan kertas berbentuk Buthakala atau raksasa.
Dalam pelaksanaannya, Ogoh-ogoh yang merupakan representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi. Setelah itu, warga melakukan pawai keliling desa sambil mengarak ogoh-ogoh pada sore hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.
Proses ini melambangkan kesadaran manusia akan kekuatan alam semesta yang besar. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung dan Bhuana Alit. Selain itu, ada juga yang memaknainya sebagai upaya pengusiran keburukan dan roh jahat.
Mengutip artikel jurnal berjudul "Tradisi Upacara Ogoh-ogoh" dari Jurnal Antro, ogoh-ogoh merupakan salah satu kegiatan yang rutin dilakukan di desa Balun, Lamongan, Jawa Timur.
Di Desa Balun, upacara ogoh-ogoh tidak hanya dilaksanakan oleh umat Hindu, tapi juga seluruh warga Desa Balun.
Prosesi ogoh-ogoh di Desa Balun dapat menjadi cerminan kerukunan masyarakat Desa Balun. Bahkan, pada tahun 2019, perayaan di Desa Balun mengusung tema besar toleransi dengan judul "Menjadikan Catur Brata penyepian Memperkuat Toleransi Kebhinekaan Berbangsa dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI".
M. IHSAN NURHIDAYAH
Baca : Antisipasi Wabah Corona, Bali Tiadakan Pawai Ogoh-ogoh
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.