TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima surat kepercayaan dari enam duta besar negara sahabat untuk Indonesia di Ruang Kredensial, Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 2 Maret 2022. Mereka kompak sama-sama bertekad meningkatkan kerjasama bilateral.
Keenam duta besar negara sahabat yang diterima oleh Presiden, adalah:
1. Francisco de Asis Aguilera Aranda, Duta Besar Kerajaan Spanyol.
2. Askin Asan, Duta Besar Republik Turki.
3. Lahcene Kaid-Slimane, Duta Besar Republik Demokratik Rakyat Aljazair.
4. Luis Raul Tsuboyama Galvan, Duta Besar Republik Peru.
5. Ta Van Thong, Duta Besar Republik Sosialis Vietnam.
6. Lu Kang, Duta Besar Cina.
Penyerahan surat kepercayaan tersebut menandai dimulainya penugasan resmi para duta besar tersebut di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/Kepala Protokol Negara, Andy Rachmianto.
Para duta besar tersebut menyatakan ingin meningkatkan hubungan Indonesia dengan negaranya. Francisco misalnya, menyatakan ingin hubungan kedua negara yang telah terjalin baik terus berlanjut.
"Niat saya adalah untuk berkontribusi sebanyak yang kami bisa untuk memastikan bahwa hubungan indah yang kami miliki ini akan berlanjut," ujar dia dalam keterangan tertulis.
Aaykin menyatakan optimis Indonesia dan Turki memiliki potensi besar untuk sama-sama maju menjadi yang terbaik di dunia dalam berbagai aspek.
"Saya yakin kita bisa menjadi pemain terbaik di dunia dan saya pikir kami harus melipatgandakan upaya kami untuk berkolaborasi lebih banyak di setiap area," ujar Aaykin.
Sementara Luis menyatakan ingin meningkatkan perdagangan bilateral antara kedua negara melalui perjanjian perdagangan bebas.
"Salah satu pilar hubungan bilateral ini adalah bekerja, meningkatkan perdagangan bilateral kita. Kami bekerja dengan rekan-rekan Indonesia kami dalam negosiasi perjanjian perdagangan bebas," ujar Luis.
Ta Van Thong pun menilai Indonesia dan Vietnam bisa menjadi dua negara terbesar di kawasan Asia Tenggara. Hal itu tak lepas dari populasi kedua negara yang mencapai 60 persen dari total populasi di kawasan Asia Tenggara.
"Anda tahu bahwa Vietnam dan Indonesia adalah dua tetangga di ASEAN dan gabungan populasi kedua negara tersebut mencapai 60 persen dari total populasi ASEAN. Jadi target saya adalah meningkatkan volume perdagangan kedua negara hingga 60 persen dari total perdagangan ASEAN," kata dia.
Sementara Lu Kang menyatakan ingin Cina dan Indonesia adalah dua negara berkembang utama dan dua negara penting di kawasan Asia. Dalam beberapa tahun terakhir kedua negara juga telah mengalami kemajuan di berbagai sektor dan ia ingin membawa lebih banyak kerja sama bagi kedua negara.
"Tentu saya merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan semua kesepakatan umum yang dicapai antara dua presiden dan membawa lebih banyak kerja sama yang dapat bermanfaat bagi kedua rakyat kita yang dapat kondusif juga bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan," kata Lu Kang.
Bagi Indonesia, keenam negara tersebut memiliki hubungan yang cukup baik. Sebagai contoh, Presiden Jokowi sempat berbicara melalui hubungan telepon dengan Presiden Cina Xi Jinping pada Januari lalu untuk membicarakan soal rencana kerjasama ekonomi hingga penanganan Covid-19.