"

Menuju Kebijakan Publik yang Berguna untuk Bangsa

Webinar Seri 1, STI Policy Lecture Series 2021 bertajuk
Webinar Seri 1, STI Policy Lecture Series 2021 bertajuk "Kebijakan Publik: Teori dan Praktik" yang disiarkan secara daring, Selasa (12/10)

 INFO NASIONAL-Intervensi kebijakan pemerintah memiliki peran penting bagi kemajuan sebuah negara. Jika tiga dekade silam kemajuan ilmu pengetahuan harus didorong oleh mekanisme pasar atau pemerintah, kini perkembangan iptek seiring kemajuan ekonomi suatu bangsa.

"Kebijakan Pemerintah Korea Selatan, Taiwan, Hongkong, China, untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mentranformasi negara-negara ini menjadi negara maju. Sementara, Indonesia masih tertinggal sehingga pemanfaatan iptek menjadi hal penting untuk kontribusi pembangunan dan kemakmuran bangsa," ujar PLT Direktur Perumusan Kebijakan Riset Teknologi dan Inovasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rudi Hidayat dalam sebuah diskusi online, Policy Lecture Series 2022, bertema “Kebijakan Publik – Teori dan Praktik” pada Kamis, 24 Februari 2022.

Diskusi yang dimoderatori Peneliti Direktorat Perumusan Kebijakan Riset, Teknologi, dan Inovasi BRIN Anugrah Yuka Asmara ini mengkaji tentang kebijakan publik dari berbagai analisa, metoda hingga kerja ilmiah. Diskusi ini melibatkan 513 pihak dari akademisi, praktisi, pengambil kebijakan dan elemen masyarakat.

Menurut Rudi, hingga sekarang kebijakan tentang iptek dan programnya di Indonesia terbilang langka. Dia pun menyambut baik prakarsa tiap pihak untuk merumuskan kebijakan riset teknologi dan informasi.

"Kebijakan iptek adalah bagian dari kebijakan publik. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menghadapi tantangan besar setelah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah mengintegrasikan lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap),” katanya.

Indonesia telah membangun Iptek sejak era Orde Lama hinggaa Orde Baru dengan lembaga penelitian yang mencakup LIPI, BATAN, Prominen, BPPT dan Puspitek. Meski dana triliunan rupiah telah diinvestasikan untuk pembangunan Puspitek di Serpong, laborotorium LIPI, BATAN, BPPT dan Science Teknologi Park, namun sulit menemukan dampak iptek di pembangunan ekonomi saat ini.

"Kami lihat banyak Balitbang di Kementerian ada permasalahan. SDMnya belum tercapai masyarakat kritis, infrastruktur riset yang belum update, tata kelola yang kurang compatible. Lewat BRIN, kerjasama dan persistensi secara luas dapat diterapkan," ujar Rudi.

Metode Kebijakan Publik

Pembicara lainnya Guru Besar Universitas Indonesia Amy Yayuk Sri Rahayu, mengatakan produk kebijakan publik banyak yang masih cenderung bergaya "YKK atau Ya Kira-Kira" saja. Padahal, kebijakan publik harus berdasar pada kebenaran ilmiah, mulai dari formulasi agenda, setting, adopsi, impementasi dan evaluasi. Policy harus scientific dan dapat dipertanggungjawabkan.  Dengan prinsip ini, kebijakan seorang pejabat publik dapat diterima di masyarakat.

Dia mencontohkan kebenaran pada link and match data BPS di daerah dan analisa kebijakannya yang melibatkan ahli metodelogi statistik tapi kegunaannya dibantah di daerah karena mereka menganggap itu data makro.

 "Padahal, konsepnya, yang punya tools serta mengerti mikro dan ilmiah duduk bersama. Keterbatasan peramalan kebijakan, metode tak tepat, keterbatasan tenaga peneliti, menjadi hambatan utama bagi instansi untuk bekerjasama dengan akademisi," katanya yang mengusung materi Metode Ilmiah dalam Kebijakan Publik.

Sedangkan Ketua Umum Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia (MAKPI) Riant Nugroho mengatakan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadikan sebuah negara kompetitif dan meningkatkan produktivitas. “Dalam proses inilah, keberadaan BRIN sangat penting,”ujarnya.

Riant yang menyajikan materi Kebijakan Publik dan Proses Perumusan Kebijakan mengatakan di tengah dinamika saat ini, kebijakan publik harus menekankan misi kebangsaan. Meski memasuki jaman baru, core sebuah negara tetap melindungi, menyejahterakan, mencerdaskan, mewujudkan bangsa berdasarkan Pancasila. (*)








Peneliti Astronomi: Awal Ramadan Nanti Seragam tapi Tidak untuk Idul Fitri

3 hari lalu

Santri saat memantau hilal menggunakan teleskop di Masjid Al-Musyari'in, Jakarta Barat, Jumat, 1 April 2022. Kemungkinan besar awal puasa Ramadan akan jatuh pada Ahad, 3 April 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Peneliti Astronomi: Awal Ramadan Nanti Seragam tapi Tidak untuk Idul Fitri

Peneliti astronomi sarankan pembentukan otoritas tunggal biar perbedaan awal Ramadan dan Idul Fitri tak berulang.


Hujan Jabodetabek Malam Ini Bermula dari Bogor, Begini Pergerakannya

6 hari lalu

Ilustrasi hujan (pixabay.com)
Hujan Jabodetabek Malam Ini Bermula dari Bogor, Begini Pergerakannya

Tumbuh potensi hujan badai di Jabodetabek menjelang tengah malam ini, Selasa 14 Maret 2023


Fenomena Awan Raksasa di Atas Gunung Merapi, Begini Penjelasannya

7 hari lalu

Fenomena awan timur Merapi. Foto : Instagram/dhimasgalihsadati779
Fenomena Awan Raksasa di Atas Gunung Merapi, Begini Penjelasannya

Sebuah foto viral di media sosial menunjukkan awan bak cendawan raksasa merekah di langit di timur Gunung Merapi pada Minggu, 12 Maret 2023.


Prediksi Cuaca Hari Ini: Bibit Siklon dari Australia dan Potensi Hujan Merata di Jabodetabek

12 hari lalu

Ilustrasi cuaca di Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
Prediksi Cuaca Hari Ini: Bibit Siklon dari Australia dan Potensi Hujan Merata di Jabodetabek

Vorteks Borneo telah meluruh per pagi ini. Prediksi cuaca hari ini dari BRIN sebut penguatan angin dari utara kembali yang menuju Jakarta.


Pusaran Angin di Balik Bencana Tanah Longsor Natuna dan Banjir Bintan

13 hari lalu

Sejumlah petugas SAR gabungan melakukan pencarian korban tertimbun longsor akibat bencana tanah longsor di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Selasa, 7 Maret 2023. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (7/3/2023) pukul 07:00 WIB, sebanyak 10 orang dinyatakan meninggal, 47 orang hilang dan 1.216 Orang mengungsi akibat longsor tersebut.  ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Natuna
Pusaran Angin di Balik Bencana Tanah Longsor Natuna dan Banjir Bintan

Begini peneliti di BRIN dan BMKG terangkan fenomena dan efek dari Vorteks Borneo penyebab bencana tanah longsor Natuna.


Prediksi Cuaca Hari Ini: Hujan dan Petir di Tanjung Pinang, Kepri Diminta Siaga

16 hari lalu

Warga Tanjungpinang, Kepulauan Riau, di bawah guyuran hujan intensitas sedang hingga lebat, Sabtu, 4 Maret 2023. (Ogen)
Prediksi Cuaca Hari Ini: Hujan dan Petir di Tanjung Pinang, Kepri Diminta Siaga

Prediksi cuaca hari ini meminta wilayah Kepulauan Riau dan Kalimantan Selatan tetap waspada dampak sirkulasi siklonik atau vorteks Borneo.


Warga Sebut Ada Petir Saat Kebakaran Depo Pertamina, Peneliti: Sekitar Pukul 19.40

16 hari lalu

Mobil milik warga yang hangus terbakar dampak kebakaran depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak, Jakarta, Sabtu, 4 Maret 2023. Peristiwa kebakaran tersebut merenggut belasan nyawa dan puluhan lainnya alami luka bakar. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Warga Sebut Ada Petir Saat Kebakaran Depo Pertamina, Peneliti: Sekitar Pukul 19.40

Penyebab terjadinya kebakaran depo Pertamina Plumpang masih simpang siur.


Hujan Sejak Senin Malam dan Banjir Parah di Malaysia, Imbas Langsung Vorteks Borneo

17 hari lalu

Banjir di Johor, Malaysia. malaymail.com
Hujan Sejak Senin Malam dan Banjir Parah di Malaysia, Imbas Langsung Vorteks Borneo

Selain menyebabkan banjir di Malaysia, Vorteks Borneo juga berperan untuk hujan persisten di Jabodetabek beberapa hari lalu.


Cuaca, Ada Apa di Balik Hujan Tiada Henti Sepanjang Hari Ini?

18 hari lalu

Ilustrasi olah raga lagi saat hujan turun. Foto : Shutterstock
Cuaca, Ada Apa di Balik Hujan Tiada Henti Sepanjang Hari Ini?

Hujan berpola tapal kuda atau bumerang. Kondisi mirip akhir Desember lalu. Seperti apa yang dimaksud?


Prediksi Cuaca Hari Ini, 14 Provinsi Diminta Siaga Dampak Hujan

19 hari lalu

Ilustrasi awan mendung/cuaca buruk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Prediksi Cuaca Hari Ini, 14 Provinsi Diminta Siaga Dampak Hujan

Ada juga informasi hujan Jabodetabek pagi ini khusus dari radar cuaca. Simak selengkapnya.