TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi menyampaikan sejumlah laporan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Salah satunya soal jumlah personel yang saat ini mencapai 4.029 orang.
"Jumlah tersebut tentu belum ideal bila dikaitkan dengan luasnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang terdiri dari 514 kabupaten/kota, dengan berbagai potensi kecelakaan, bencana alam, serta kondisi membahayakan manusia," kata Henri.
Laporan ini disampaikannya dalam Rakernas Basarnas secara virtual di Istana Negara, Jakarta, Senin, 21 Februari 2022. Rakernas bersama Jokowi ini juga dilakukan bertepatan dengan 50 tahun usia lembaga tersebut.
Selain itu, Henri juga menyampaikan perkembangan anggaran untuk Basarnas dalam dua tahun terakhir. Untuk 2022, Basarnas dapat jatah APBN Rp 1,9 triliun, lebih rendah dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 2,2 triliun.
Akan tetapi, jatah di 2021 lalu sebenarnya berkurang karena kebijakan refocusing anggaran. Sehingga, Henri melaporkan tahun 2021 jatah Basarnas jadi Rp 1,8 triliun. "Meski demikian, kami tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik," kata Henri.
Jatah anggaran negara untuk Basarnas ini sudah tertuang di dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga APBN 2022. Sejak 2017 jatahnya selalu turun, sebelum naik lagi sejak 2021.
Pada 2017 anggaran Basarnas Rp 2,5 triliun; 2018 Rp 2,2 triliun; 2019 Rp 2 triliun; 2020 Rp 1,5 triliun; 2021 Rp 1,8 triliun; dan 2022 Rp 1,9 triliun.
Tahun ini, Basarnas dapat jatah Rp 1,96 triliun yang bersumber 100 persen rupiah murni. Anggaran ini dipakai untuk empat program prioritas tahun ini.
Mulai dari pengelolaan sarana prasarana SAR hingga pengelolaan operasi SAR kepada 44 satuan kerja. Lalu, pengelolaan Sistem Komunikasi SAR kepada 44 satuan kerja, sampai pembinaan diklat dan pembinaan tenaga SAR kepada 6.080 Orang.
Kepada Jokowi, Henri juga melaporkan sampai hari ini lembaganya sudah memiliki 43 kantor pencarian dan pertolongan, 1 balai pendidikan dan pelatihan, 77 pos pencarian, dan 63 unit siaga pencarian.
Berikutnya, Henri juga melaporkan Basarnas sudah membentuk tim Indonesia Search and Rescrue (INASAR). Tim ini sudah mendapat predikat tim dengan klasifikasi medium sesuai standar International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG).
Sertifikasi ini sudah didapat INASAR sejak 2019. Berbekal sertifikasi ini, tim INASAR menjadi bagian dari INSARAG dan sejajar dengan 55 negara lainnya dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sehingga, Indonesia dapat memberikan bantuan kemanusiaan di kancah Internasional terhadap negara-negara yang terdampak bencana.