TEMPO.CO, Jakarta - Satgas Covid-19 menyebut saat ini ada empat daerah di Indonesia yang menjadi penyumbang terbesar warga yang tidak melakukan vaksinasi dosis kedua atau bahkan mengalami drop out vaksinasi. Istilah tersebut ditujukan untuk masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi dosis pertama, namun selama enam bulan lebih tidak melakukan vaksinasi dosis kedua.
Salah satu daerah yang dimaksud oleh Satgas Covid-19 tersebut adalah Jawa Barat. Jumlahnya 5 juta orang yang belum melakukan vaksinasi kedua dengan rentang 1-5 bulan sejak vaksinasi pertama.
"Dan empat daerah lain sebagai penyumbang terbanyak untuk mendapat vaksin lengkap, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan Sumatra Utara," ujar Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers BNPB yang disiarkan secara daring, Kamis, 17 Februari 2022.
Secara nasional, Wiku mengatakan ada 27 juta orang yang hampir dan sudah mengalami drop out vaksinasi. Oleh karena itu, Wiku mendorong pejabat atau Bupati setempat untuk mengajak warganya melalukan vaksinasi kedua.
"Pemda dapat melakukan pengulangan vaksinasi primer bagi sasaran yang mengalami drop out lebih dari enam bulan, dan dapat menggunakan platform vaksin yang berbeda dari vaksin semula," kata Wiku.
Sebelumnya, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki menerangkan, jumlah masyarakat yang masuk dalam kelompok sasaran drop out di Indonesia saat ini sekitar 15 juta jiwa. Bahkan beberapa di antaranya belum mengakses vaksinasi lengkap dalam kurun sembilan bulan lebih.
Menurut Sri, sasaran drop out tersebut umumnya menerima suntikan dosis pertama vaksin Sinovac yang saat ini telah direalokasi pemerintah untuk program vaksinasi COVID-19 bagi kelompok sasaran usia anak-anak.
"Sekarang Sinovac tidak ada. Hanya untuk anak karena logistiknya sudah tidak ada dan kita tidak bisa impor lagi. Sementara yang ada vaksin jenis lain," katanya.
Karena persediaan vaksin Sinovac yang mulai berkurang serta ketentuan vaksinasi primer yang mengharuskan platform homolog, kata Sri, maka ITAGI menyampaikan bagi sasaran yang mengalami drop out dalam rentang waktu kurang dari enam bulan, dapat diberikan vaksin kedua dengan platform yang berbeda sesuai ketersediaan di masing-masing daerah.
Kemudian, bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu lebih dari enam bulan, maka vaksinasi primer harus diulang, dan vaksinasinya dapat menggunakan platform yang berbeda dari vaksin semula.
M JULNIS FIRMANSYAH