TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, mengatakan pihaknya khawatir dengan pernyataan yang dilontarkan Bupati Karanganyar Juliyatmono tentang Omicron. Dalam pidatonya yang viral di media sosial, Juliyatmono mengajak masyarakat mengabaikan Covid-19 varian Omicron, karena dianggap tidak berbahaya.
"Sangat disayangkan statement seperti ini keluar dari publik figur dan pemimpin yang seharusnya dikenal dengan kebijaksanaanya. Hal ini dikhawatirkan dapat ditiru oleh masyarakat Indonesia," ujar Wiku kepada Tempo, Kamis, 17 Februari 2022.
Wiku menerangkan, masyarakat Indonesia dikenal latah dalam mengikuti tren. Apalagi masyarakat juga mudah mengikuti perkataan serta perbuatan orang terpandang. Sehingga pihaknya sangat menyayangkan ada pejabat yang berbuat demikian.
"Mohon maaf, setiap nyawa terbilang penting. Kita harus saling menjaga keselamatan bangsa," kata Wiku.
Dalam rekaman video yang viral pada Selasa kemarin, Juliyatmono berpidato di tengah acara pernikahan tanpa mengenakan masker. Dalam bahasa Jawa, Juliyatmono meminta masyarakat sebaiknya menganggap Omicron, juga Covid-19, tidak ada.
"Yang penting dijaga sendiri-sendiri begitu saja ya. Tidak usah memikirkan Omicron ataupun Covid. Aggap saja sudah tidak ada, begitu ya," kata Juliyatmono.
Selain itu, ia mengatakan Omicron merupakan varian Covid-19 yang paling lemah. Masyarakat yang terinfeksi virus tersebut nantinya hanya akan merasa seperti pilek biasa saja.
Ia kemudian mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu terburu-buru lakukan tes Covid-19, jika mengalami gejala seperti terinfeksi virus tersebut.
"Nanti kalau ada yang pilek di rumah, tidak usah periksa dulu. Tidak usah periksa kemana-mana dulu, ya. Di rumah saja nanti tiga hari makan kenyang punya uang, sehat," kata Juliyatmono.
Walau menganggap enteng Omicron dan mengimbau agar virus itu tidak ada, Juliyatmono tetap meminta masyarakat memakai masker. Hal ini, kata dia, agar masyarakat tidak melanggar aturan protokol kesehatan.
M JULNIS FIRMANSYAH