TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengingatkan bahwa puncak kasus Omicron di Indonesia belum terlewati. Saat ini, menurut Pandu, baru DKI Jakarta yang sudah melewati puncak kasus Covid-19 dan penambahan angka positifnya sudah mulai menurun.
"Pemerintah menyatakan puncak lonjakan Omicron sudah dilampaui di Jakarta. Wilayah Indonesia lainnya masih naik, secara nasional ya masih naik," ujar Pandu saat dihubungi Tempo, Rabu, 16 Februari 2022.
Pandu menerangkan saat ini tren kenaikan kasus Covid-19 justru terjadi di beberapa daerah aglomerasi, seperti Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta. Ia memprediksi puncak kasus Omicron secara nasional baru bakal terjadi pada pertengahan Maret 2022.
Soal kekhawatiran akan munculnya varian baru Covid-19 setelah Omicron, Pandu mengatakan sampai saat ini tidak ada temuan tersebut. "Belum ada (temuan varian baru). Berita yang laris, yang nakut-nakuti," kata Pandu.
Kemarin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim kasus Omicron sudah mencapai puncaknya pada 55 ribu kasus. "Puncak kasus Omicron kami sudah dapatkan yaitu 55 ribu kasus, dengan kematian 111 kasus. Ini jauh sekali dibandingkan kasus Delta di 2021," ujar Budi.
Saat gelombang varian Delta, puncak kasus Covid-19 terjadi pada 15 Juli 2021 dengan 56 ribu dan puncak kematiannya 2.069 kasus. Budi bahkan menyebut enam provinsi sudah melampaui puncak varian Delta, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Kendati demikian, pemerintah tetap waspada akan potensi lonjakan kasus mulai bergeser ke daerah lain. "Setelah daerah-daerah ini melampaui puncak, pemerintah memprediksi baru nanti akan bergeser ke provinsi-provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan daerah luar Jawa-Bali," ujar Budi.
Menurut dia, fasilitas kesehatan sangat memadai untuk mengantisipasi lonjakan kasus di sejumlah daerah. Sebab, semua provinsi yang sudah melampaui puncak varian Delta tingkat keterisian rumah sakitnya jauh lebih rendah dibandingkan dari puncak Omicron.
Adapun kapasitas tempat tidur di rumah sakit yang disiapkan di Jawa-Bali hari ini untuk menghadapi kasus Omicron sekitar 55 ribu, sementara yang terisi baru 21 ribu tempat tidur. Bila menggunakan kapasitas maksimal di angka 87 ribu tempat tidur seperti saat varian Delta, ujar Menkes Budi Gunadi, maka BOR hari ini di Jawa-Bali hanya terisi sekitar 25 persen. Angka ini masih jauh di bawah standar memadai WHO, yakni sebesar 60 persen.
Baca: Menkes Sebut Kasus Covid-19 di DKI Sudah Capai Puncak, Bergeser ke Daerah Lain
M JULNIS FIRMANSYAH