TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut pemerintah belum akan mengambil kebijakan pengetatan mobilitas masyarakat seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.
"Pemerintah belum ada keinginan memperketat lagi, kalau masyarakat sudah vaksin lengkap apalagi ditambah booster, silakan saja mau jalan ke mal atau kemana-mana, tapi tetap disiplin protokol kesehatan," ujar Luhut dalam konferensi pers, Senin, 14 Februari 2022.
Pekan ini, pemerintah justru menambah kapasitas maksimal work from office atau WFO dari 25 persen menjadi 50 persen di wilayah PPKM Level 3. Penyesuaian ini, kata Luhut, dilakukan menimbang karakteristik varian Omicron yang dinilai tidak lebih berbahaya daripada varian Delta.
Sudah 44 hari sejak 1 Januari 2022, kasus puncak periode Omicron sampai dengan saat ini belum melebihi puncak Delta di tahun lalu. Tingkat rawat inap rumah sakit dan tingkat kematian juga masih lebih rendah daripada periode Delta. Bila menggunakan kapasitas maksimal di angka 87 ribu tempat tidur seperti saat Delta, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di Jawa-Bali per hari ini baru terisi sekitar 25 persen. Angka ini masih jauh di bawah standar memadai WHO, yakni sebesar 60 persen.
Mengenai angka kematian, menurut Luhut, juga masih jauh lebih rendah dibandingkan Delta. Per kemarin, penambahan kasus kematian harian memang sempat mencapai 111. Kendati demikian, mayoritas kasus kematian tersebut disebabkan karena warga yang memiliki komorbid dan belum divaksin lengkap.
"Dengan data-data tersebut, saya meminta masyarakat tidak perlu terlalu panik ketika kasus naik cukup tinggi atau ketika di sekitar kita mulai banyak orang-orang terdekat yang terkena infeksi dari varian ini," ujar Luhut.
Mengingat gejala Omicron yang cenderung ringan dan tanpa gejala, tuturnya, pasien Covid-19 gejala ringan hanya perlu untuk isolasi mandiri, mengkonsumsi obat-obatan yang dianjurkan dan beristirahat dirumah.
Untuk memberikan kekebalan menghadapi gelombang Omicron ini, kata Luhut, pemerintah terus mengejar target vaksinasi dosis kedua terutama untuk Lansia. Saat ini masih terdapat 15 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang tidak mencapai target 50 persen umum dan 17 kabupaten/kota untuk 40 persen Lansia. "Pemerintah akan memperpanjang masa transisi hingga dua minggu ke depan bagi daerah yang belum mencapai target tersebut," ujar Luhut.
DEWI NURITA
Baca: Luhut Sebut Omicron Hanya Dua Kali Lebih Parah daripada Flu