Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wahid Foundation: Pemaknaan Terminologi Islamofobia Perlu Dijernihkan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi salat/masjid. AP/Heri Juanda
Ilustrasi salat/masjid. AP/Heri Juanda
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi mengatakan perlu ada penjernihan pemahaman pada masyarakat dalam memaknai terminologi Islamofobia, yaitu ketakutan sangat berlebihan terhadap Islam atau penganut Islam. Terminilogi itu, kata Mujtaba, sering dipakai oleh oknum tidak bertanggungjawab untuk memojokkan pemerintah dan memecah belah umat.

"Islamofobia ini deskripsi sosiologis terhadap gejala, bagaimana orang-orang mayoritas Barat memandang Islam sebagai ancaman. Islamofobia tidak ada di Indonesia. Ini kekeliruan representasi,” kata pimpinan Wahid Foundation itu dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, 11 Februari 2022.

Menurut Mujtaba, fenomena Islamofobia muncul akibat sebagian kecil kelompok muslim menyalahgunakan ajaran agama Islam untuk melakukan tindak kekerasan dan kebencian terhadap mereka yang berbeda pandangan. Selain itu, kata dia, ketakutan berlebihan terhadap Islam itu juga dijadikan alasan untuk melakukan teror, sehingga menggeneralisasikan umat Islam sebagai ancaman.

"Di Indonesia, penggunaan term Islamofobia justru bertujuan untuk membela perilaku kekerasan atau kebencian terhadap yang lain, yang dilakukan oleh sebagian kecil umat Islam. Jadi ini ada fenomena kebalikan," kata Mujtaba.

Mujtaba menyayangkan fenomena tersebut, terlebih kelompok radikal memang cenderung sering melakukan playing victim ketika dikritik atas tindakan mereka yang menyebarkan kebencian atas nama ajaran agama. "Mereka menggunakan terminologi Islamofobia untuk menjustifikasi kebencian terhadap orang lain. Ketika dikritik (atas perbuatannya), mereka malah playing victim," tuturnya.

Mujtaba menerangkan bahwa sejatinya yang menuai kritik tersebut bukanlah Islam sebagai sebuah agama, namun oknum yang mengatasnamakan Islam. Hal inilah, yang menurutnya, harus dipahami oleh masyarakat. "Bukan Islam-nya, tapi tindakan mereka itulah yang harusnya dikritik," kata Mujtaba.

Mujtaba melihat adanya permainan psikologis yang dimainkan oleh kelompok radikal sebagai upaya untuk menimbulkan perpecahan dan memojokkan pemerintah atas kebijakan yang dibuat. "Pertama, menggunakan terminologi persatuan umat. Kedua, Islamofobia ini adalah defense mechanism mereka, ketika mereka dikritik atas perbuatannya," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pola pergerakan kelompok radikal tersebut, lanjutnya, dengan menciptakan ketidakharmonisan di tengah masyarakat. Lalu dilanjutkan dengan meminta pembelaan atas nama kesatuan umat Islam. Puncaknya adalah dengan menganggap siapapun yang tidak membela dan mengkritik adalah Islamofobia.

"Padahal di Indonesia sendiri tidak ada gejala sosial yang merujuk pada praktik Islamofobia. Muslim, sebagai mayoritas, justru sangat difasilitasi oleh negara," jelasnya.

Pemerintah dengan segala sumber daya yang ada, kata Mujtaba, sangat memfasilitasi, baik muslim maupun seluruh penganut agama lain, untuk beribadah sesuai keyakinan dan kepercayaannya masing-masing. "Bagaimana  Islamofobia kalau pemerintah juga banyak memfasilitasi umat Islam, dari mulai urusan haji, memberi pendanaan untuk tempat ibadah, bahkan pendidikan juga difasilitasi, dan lain sebagainya," tuturnya.

Baca Juga: SBY: Jangan Ada Islamofobia dan Kristenofobia di Indonesia

 

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


MA Prancis Tolak Banding Soal Larangan Abaya Muslim di Sekolah

19 jam lalu

Seorang wanita Muslim mengenakan gaya berpakaian abaya, berjalan di sebuah jalan di Nantes, Prancis, 29 Agustus 2023. REUTERS/Stephane Mahe
MA Prancis Tolak Banding Soal Larangan Abaya Muslim di Sekolah

Mahkamah Agung (MA) Prancis menolak banding yang diajukan tiga organisasi terkait larangan abaya yang dipakai oleh sejumlah siswa Muslim di sekolah.


Honda Siapkan Pembaruan Radikal untuk Africa Twin di Tahun Depan

3 hari lalu

PT Astra Honda Motor (AHM) menghadirkan model terbaru motor Honda CRF1100L Africa Twin Adventure Sports dengan beragam fitur teranyar untuk menjawab keinginan konsumen pecinta adventure sejati di Indonesia.  Foto: AHM
Honda Siapkan Pembaruan Radikal untuk Africa Twin di Tahun Depan

Honda diperkirakan akan meluncurkan pembaruan radikal untuk adventure bike CRF 1100 Africa Twin pada tahun 2024.


Heboh, Anggota Parlemen Muslim India Disebut Teroris dan Germo saat Sidang

3 hari lalu

Anggota parlemen India dari Partai Bharatiya Janata, Ramesh Bidhuri. indiatoday.in
Heboh, Anggota Parlemen Muslim India Disebut Teroris dan Germo saat Sidang

Anggota parlemen India dari BJP, Ramesh Bidhuri, melontarkan pernyataan Islamofobia dan mengancam terhadap Kunwar Danish Ali selama debat.


Peserta Pertukaran Muslim Australia-Indonesia Kunjungan Kerja ke Jakarta

5 hari lalu

Sebanyak 14 peserta AIMEP Australia pada Kamis, 21 September 2023, memulai kunjungan selama seminggu ke Indonesia. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Peserta Pertukaran Muslim Australia-Indonesia Kunjungan Kerja ke Jakarta

Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia bertujuan menghapus stereotipe, mendorong kolaborasi dan hubungan yang langgeng.


Erdogan dan Anwar Ibrahim Bertemu di New York, Siap Kerja Sama Melawan Islamofobia

5 hari lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan. REUTERS/Murad Sezer
Erdogan dan Anwar Ibrahim Bertemu di New York, Siap Kerja Sama Melawan Islamofobia

PM Malaysia Anwar Ibrahim bertemu dengan Presiden Turki Erdogan membahas kerja sama lebih kuat dalam menangani sentimen Islamofobia dan rasisme


Sidang Majelis Umum PBB, Para Pemimpin Muslim Kecam Barat atas Pembakaran Al Quran

6 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengangkat Alquran saat berpidato di Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 19 September 2023. REUTERS/Mike Segar
Sidang Majelis Umum PBB, Para Pemimpin Muslim Kecam Barat atas Pembakaran Al Quran

Pemimpin Muslim yang menyampaikan pidato di dalam Sidang Majelis Umum PBB mengecam Barat atas serangkaian pembakaran Al Quran


Presiden Steinmeier: Islam dan Budaya Muslim Bagian dari Jerman

9 hari lalu

residen Jerman H. E. Frank-Walter Steinmeier menerima cenderamata berupa kain batik dari perwakilan masyarakat penerima manfaat program UNESCO. ANTARA/HO - Balai Konservasi Borobudur
Presiden Steinmeier: Islam dan Budaya Muslim Bagian dari Jerman

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyatakan Islam adalah bagian dari Jerman.


Sekolah di Prancis Pulangkan Puluhan Siswa Muslim karena Pakai Abaya

20 hari lalu

Seorang wanita Muslim mengenakan gaya berpakaian abaya, berjalan di sebuah jalan di Nantes, Prancis, 29 Agustus 2023. REUTERS/Stephane Mahe
Sekolah di Prancis Pulangkan Puluhan Siswa Muslim karena Pakai Abaya

Prancis melarang penggunaan atribut keagamaan di sekolah termasuk busana muslim.


Zelensky Tunjuk Politikus Muslim Jadi Menteri Pertahanan Ukraina yang Baru

21 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 10 Juni 2023. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Zelensky Tunjuk Politikus Muslim Jadi Menteri Pertahanan Ukraina yang Baru

Zelensky menunjuk Rustem Umerov sebagai menteri pertahanan Ukraina yang baru. Ia adalah seorang Muslim.


NU Diminta Kembangkan Dakwah Digital, Bupati Bekasi: Generasi Muda Bisa Contoh Konten Islam Benar

37 hari lalu

Logo Nahdlatul Ulama. nu.or.id
NU Diminta Kembangkan Dakwah Digital, Bupati Bekasi: Generasi Muda Bisa Contoh Konten Islam Benar

Pemkab Bekasi, Jawa Barat, meminta organisasi Islam Nahdlatul Ulama atau NU mengembangkan metode dakwah digital.