Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kurikulum Darurat Dipakai 31,5 Persen Sekolah di Indonesia Selama Pandemi

image-gnews
Mendikbudristek Nadiem Makarim bersama Rektor IPB Arif Satria saat jumpa pers tentang penyampaian beasiswa KIP Kuliah Merdeka 2021 dan targetnya pada 2022 di depan Gedung Auditorium Fakultas Ekonomi IPB University, Jumat 10 Desember 2021. (ANTARA/Linna Susanti)
Mendikbudristek Nadiem Makarim bersama Rektor IPB Arif Satria saat jumpa pers tentang penyampaian beasiswa KIP Kuliah Merdeka 2021 dan targetnya pada 2022 di depan Gedung Auditorium Fakultas Ekonomi IPB University, Jumat 10 Desember 2021. (ANTARA/Linna Susanti)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengaku telah mengevaluasi efektifitas penggunaan kurikulum darurat. Kurikulum itu diterapkan selama masa Pandemi Covid-19.

Nadiem mengatakan, selama dua tahun pandemi ini berlangsung, kurikulum darurat telah digunakan 31,5 persen sekolah yang ada di Indonesia. Penerapannya pun dilakukan secara sukarela oleh pihak sekolah.

"Ini ternyata tanpa kita mengharapkan sangat besar ternyata 31,5 persen sekolah kita pindah menggunakan kurikulum darurat," kata dia saat konferensi pers secara daring, Rabu, 11 Desember 2022.

Melalui kurikulum darurat, Nadiem menekankan, pemerintah mengatur penurunan jumlah materi ajar secara drastis. Tujuannya supaya pelajar dengan pengajar bisa fokus mendalami topik-topik yang paling esensial.

"Tidak dipaksa, kita beri tawaran kepada mereka dan mereka melihat kurikulum darurata jauh lebih sederhana, bisa lebih fokus dan bisa diadaptasi dengan sistem online. Tidak dibebani dengan begitu banyak materi," tuturnya.

Dia pun mengatakan, setelah satu tahun di evaluasi penerapannya dan telah disurvei terhadap 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kabupaten atau kota dan delapan provinsi, kurikulum darurat ternyata efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran atau learning loss.

Menurutnya, terjadi perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kurikulum 2013 dan kurikulum darurat. Dia mengatakan, pada sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 mengalami learning loss setara dengan lima bulan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, pada sekolah yang menggunakan kurikulum darurat, katanya hanya mengalami learning loss setara dengan satu bulan. Dia pun menilai, ini data yang sangat bagus untuk menjadi bukti kesuksesan penerapan Kurikulum Merdeka 2022/2023 karena sama-sama menyederhanakan materi pelajaran.

"Suatu kabar yang cukup menggembirakan dan cukup mengejutkan. Di awal pandemi kita meluncurkan kurikulum darurat itu sebenarnya langkah pertama ke arah tujuan kita yaitu kurikulum merdeka," papar dia.

Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi learning loss numerasi dan literasi, dia mengatakan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73 persen untuk literasi dan 86 persen untuk numerasi.

"Ini membuktikan bahwa kepadatan materi, kebanyakan materi yang selalu kita titipkan dalam kurikulum dalam materi pembelajaran kita itu tidak punya dampak positif terhadap pembelajaran siswa. Malah semakin ringkas, semakin sederhana, pendalaman materi itu semakin baik," tegas Nadiem.

Dengan demikian, Nadiem menekankan, ke depan tidak akan lagi ada perdebatan materi apalagi yang harus ditambahkan kepada para pelajar. Melainkan, tren saat ini katanya adalah kurikulum yang lebih ringkas, sederhana dan fleksibel.

Baca: Nadiem Makarim Luncurkan Program Merdeka Belajar, Tak Ada Paksaan ke Sekolah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

1 jam lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.


KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

13 jam lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

Nadiem diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.


Kumba Digdowiseiso Publikasi 160 Jurnal di 2024, KIKA Duga Ada Praktik yang Salah

20 jam lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kumba Digdowiseiso Publikasi 160 Jurnal di 2024, KIKA Duga Ada Praktik yang Salah

KIKA meragukan gelar guru besar yang disematkan kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (Unas) Kumba Digdowiseiso


Kumba Digdowiseiso, Diduga Catut Nama Dosen hingga Bantahannya

1 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Kumba Digdowiseiso, Diduga Catut Nama Dosen hingga Bantahannya

Sosok Kumba Digdowiseiso menjadi sorotan dunia akademisi tak hanya di Tanah Air, bahkan luar negeri


KIKA Desak Kemendikbudristek Bentuk Tim Independen Usut Kasus Dugaan Dosen Untan Jadi Joki Mahasiswa

2 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
KIKA Desak Kemendikbudristek Bentuk Tim Independen Usut Kasus Dugaan Dosen Untan Jadi Joki Mahasiswa

Sumber Tempo yang merupakan alumnus S2 FISIP Untan, mengatakan dosen itu diduga memanipulasi nilai mata kuliah di SIAKAD.


Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

2 hari lalu

Pedagang seragam sekolah menunggu calon pembeli di Pasar Jatinegara, Jakarta, Minggu, 5 Juli 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.


Kemendikbudristek Anggap Kasus Kumba soal Integritas, Bukan Tuntutan Tingginya Publikasi Jurnal Ilmiah

3 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Kemendikbudristek Anggap Kasus Kumba soal Integritas, Bukan Tuntutan Tingginya Publikasi Jurnal Ilmiah

Kemendikbudristek berharap tujuan tersebut diikhtiarkan lewat cara-cara yang baik dan benar, serta mematuhi kode etik ilmiah.


Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

3 hari lalu

Warga membeli seragam sekolah di Pasar Jatinegara, Jakarta, Ahad, 29 Agustus 2021. Permintaan seragam sekolah meningkat menjelang pelaksanaan sekolah tatap muka di Jakarta yang akan dimulai Senin esok, 30 Agustus 2021. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

Seragam sekolah sempat diisukan alami perubahan, begini respons Kemendikbudristek. Begini bunyi Permendikbudristek soal Seragam Sekolah.


Kemendikbud akan Tindak Tegas Dekan Unas yang Dituding Catut Nama Dosen UMT

4 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Kemendikbud akan Tindak Tegas Dekan Unas yang Dituding Catut Nama Dosen UMT

Kemendikbudristek saat ini sedang berkoordinasi untuk menyelidiki dugaan pencatutan nama dosen UMT oleh Dekan Unas Kumba Digdowiseiso.


20 Persen Sekolah Belum Menerapkan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Lakukan Ini

7 hari lalu

Suasana ruang kelas di Jakarta pada Selasa (21 Maret 2023). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membuka pendaftaran bagi satuan pendidikan yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun pelajaran 2023-2024. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)
20 Persen Sekolah Belum Menerapkan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Lakukan Ini

Untuk mendorong sekolah menerapkan kurikulum merdeka, Kemendikbudristek membuat sejumlah program.