TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Suharyanto, membeberkan evaluasi dan perbaikan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri. Menurut dia, karantina merupakan strategi yang sangat berguna untuk menekankan angka penularan Covid-19 khususnya Omicron.
“Kita ketahui bersama sejak kasus Omicron pertama kali ditemukan 23 Desember 2021-23 Januari 2022, akibat pelaksanaan karantina ketat, kita bisa menekan angka kasus yang signifikan dari hingga 136 sampai di bawah 3.000,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 3 Februari 2022.
Kemudian, Suharyanto mengatakan, karena penularan Omicron sangat cepat maka perlu kebijakan-kebijakan karantina yang menyesuaikan dengan ancamannya. Sehingga, kata dia, waktu karantina juga diatur sedemikian rupa agar menyesuaikan dengan penularannya.
Semula ketika Omicron masih ditemukan di negara-negara Afrika dan beberapa negara Eropa, pemerintah menutup pintu masuk bagi negera-negara tersebut, jumlahnya sekitar ada 14 negara. Selain itu, Suharyanto berujar, pemerintah juga menerapkan masa karantina selama 14 hari untuk negara tersebut, dan 10 hari di luar negara tersebut.
“Selanjutnya kebijakan dievaluasi lagi menjadi 10 hari bagi negara-negara yang terbukti terjadi transmisi lokal Omicron, dan 7 hari bagi negara-negara yang tidak memiliki transmisi lokal Omicron,” kata Suharyanto.
Namun, perkembangan selanjutnya karena ternyata Omicron ini sudah menyebar di hanpir ratusan negara, maka pemerintah mengevaluasi kebijakannya menjadi karantina selama 7 hari dipukul rata untuk baik WNI maupun WNA.
Perkembangan terakhir, kata Suharyanto, karena memang Omicron ini bukan hanya dari pelaku perjalanan luar negeri, sehingga per hari ini, Kamis, karantina menjadi 5 hari.
“Bahkan berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan bahwa transmisi lokal sudah semakin besar jumlahnya dari pada berasal dari pelaku perjalanan luar negeri,” tutur Suharyanto.
Menurut Suharyanto, kebijakan pemerintah terkait karantina ini bukan berniat untuk menambah beban para pelaku perjalanan luar negeri. “Ini semuanya demi keamanan dan kehati-hatian,” ujar dia sambil menambahkan bahwa pihaknya akan terus memperbaiki agar pelaksanaan karantina bisa lebih baik lagi.