TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Tugas atau Satgas Covid-19 mengungkapkan bahwa masyarakat yang positif terpapar virus tersebut meningkat cukup tajam dalam satu pekan terakhir. Bahkan, minggu ini jumlah kasus Covid-19 merupakan yang terbanyak di awal 2022.
Juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan mula-mula kasus positif pada pekan pertama Januari 2022 sebanyak 1.400 kasus lebih. Namun, pada pekan terakhir bulan yang sama, kasus positif sudah tembus 56.000 lebih.
"Mengalami lonjakan menjadi 56 ribu kasus dalam satu minggu. Jumlah ini meningkat 40 kali lipat dibanding dengan awal Januari," kata Wiku saat konferensi pers secara daring, Rabu, 2 Februari 2022.
Dari sisi kasus positif harian, kata dia, juga terjadi lonjakan yang sangat pesat. Pada 1 Februari kemarin, kasus harian baru sudah mencapai 16 ribu lebih. Lebih tinggi dari saat terjadinya gelombang pertama Covid-19 pada Desember 2020.
"Jika dilihat dari kasus positif harian maka pertanggal per 1 Februari kemarin kasus harian telah mencapai 16 ribu, lebih tinggi dari penambahan harian pada gelombang pertama di bulan Desember 2020 lalu," tuturnya.
Akibatnya, positivity rate harian dari pemeriksaan antigen dan PCR juga ikut naik. Berdasarkan data terakhir, kata dia, telah mencapai 6 atau telah berada di atas standar WHO. Padahal sebelumnya positivty rate harian konsisten di angka 0-2. "Tentunya kenaikan positivity rate ini sudah seharusnya menjadi peringkatan bagi kita semua untuk kembali merefleksikan kedisiplinan kita terhadap protokol kesehatan," ujar dia.
Meski demikian dari sisi jumlah korban yang meninggal akibat Covid-19 saat ini lebih sedikit ketimbang saat gelombang pertama di akhir 2020 lalu. Pada 1 Februari 2022 kasus kematian harian sebanyak 28 orang sedangkan saat gelombang pertama mencapai 300 orang per hari.
Namun Wiku menekankan bahwa setiap satu orang yang meninggal berarti Indonesia telah kehilangan satu nyawa. Maka walaupun jumlahnya rendah, kematian ini tetap menjadi pengingat bahwa sebaran Covid-19 akibat kemunculan varian Omicron tetap berbahaya, terutama bagi lansia dan pasien dengan komorbid.
"Yang terpenting tidak berpegian ke tempat umum jika tidak mendesak harus diterapkan kembali. Kabar baiknya peningkatan kasus positif yang sangat tinggi tidak diikuti oleh peningkatan kematian yang sama tingginya," ujar Wiku ihwal meningkatnya kasus Covid-19.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Prediksi Kasus Omicron Lebih Banyak dari Yang Terdeteksi