Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merumuskan Masa Depan Media di Era Digital

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL – Di era digital seperti saat ini, media massa perlu merumuskan kembali perannya. Banjir informasi dari media sosial membuat media massa tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi. Hal itulah yang kemudian menjadi tema utama dalam rangkaian pertama seri Webinar Independent Media Accelerator, yang diadakan Tempo Institute, Senin, 31 Januari 2022.

Hadir sebagai narasumber diskusi ini Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong; anggota Dewan Pers dan Direktur Utama Tempo Arif Zulkifli; pendiri Narasi Najwa Shihab; dan Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito Madrim. Sedangkan akademisi Universitas Multimedia Nusantara, Ignatius Haryanto sebagai penanggap.

Arif mengatakan, produk jurnalistik berupa berita tertulis harus dikembangkan dan disajikan dalam format yang lebih menarik dengan berbagai platform multimedia. Masalahnya, tidak semua media memiliki kemampuan dan kefasihan berbicara dalam bahasa multimedia. “Karenanya, kita perlu berkolaborasi dengan pihak lain yang lebih fasih dalam bahasa digital. Kita berikan ekspertisenya pada pihak lain, tetapi value tetap menjaga yang telah kita miliki,” kata Arif. 

Pendiri Narasi, Najwa Shihab, sepakat dengan Arif. Menurutnya, kolaborasi serta menciptakan ekosistem pembaca yang fanatik, bisa menjadi salah satu solusi untuk keberlangsungan media. Ia mencontohkan kasus serial #PercumaLaporPolisi, yang diterbitkan Project Multatuli. Laporan itu kemudian dicap hoaks dan situs websitenya kena serangan. Peristiwa itu akhirnya menciptakan solidaritas dari berbagai media, untuk mereplikasi dan mempublikasikan kembali laporan tersebut, di media masing masing.

“Kolaborasi telah menciptakan solidaritas, dan terbukti mampu mengungkap persoalan publik secara luas, karena masing-masing media punya pembaca. Kolaborasi bukan hanya terbatas media, tetapi bisa jurnalis, influencer, dan sebagainya,” kata Najwa.

Selain itu, media harus terus berinovasi dan kreatif. Sajian berita Narasi akan berbeda di YouTube dan Instagram. Untuk menyajikan laporan investigasi pembakaran halte Transjakarta, misalnya, redaksi Narasi mengumpulkan rekaman video dari semua media sosial, kemudian ditambah dengan wawancara dan investigasi. “Kemampuan wartawan menyajikan informasi menarik dalam waktu singkat penting untuk diasah. Karena teknologi mengubah segalanya untuk menyampaikan informasi secara kreatif dan menarik,” jelas Najwa.

Usman Kansong melihat kolaborasi yang dilakukan harus dalam bentuk ekosistem yang baik, bukan hanya aksi dadakan dan sukarela. Diharapan, revisi Undang-undang Penyiaran akan mengatur ekosistem penyiaran berbagai konten di media sosial. Misalnya semua harus berbadan hukum. UU Pers telah mengatur media massa harus berbadan hukum, dan perlu verifikasi Dewan Pers. “Sehingga ekosistemnya perlu disiapkan. Implikasinya, misalnya masyarakat tidak mau membaca media yang belum terverifikasi,” tutur Usman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sasmito Madrim berpendapat, untuk bisa membuat ekosistem yang rapi seperti itu, kita harus memiliki data valid jumlah media di Indonesia. Meskipun Dewan Pers mencatat ada sekitar 40 ribu media, namun saat ini hanya sekitar 10 ribu media yang baru terverifikasi. “Dengan adanya data valid, maka persoalan mendasarnya bisa diketahui, kemudian data itu bisa menjadi dasar diskusi soal inovasi model bisnis media saat ini,” kata dia.

Menanggapi diskusi tersebut, Ignatius Haryanto meyakini jika media lokal mampu memanfaatkan kondisi daerah dalam menyajikan informasi. Mereka akan menjadi spesialis yang sangat paham kondisi daerahnya. Informasi dengan data kuat seperti ini sangat diubutuhkan dan karenanya akan banyak yang bersedia berlangganan (berbayar) untuk mendapatkannya. “Kembali ke potensi lokal di daerah, misalnya potensi wisata dan potensi kuliner, semua itu bisa dimanfaatkan,” kata dia.

Sebagai informasi, Independent Media Accelerator merupakan upaya sejumlah lembaga untuk mengakselerasi media massa agar mampu bersaing di tengah era disrupsi digital. Ada tiga hal yang ingin diakselerasikan, yaitu kualitas jurnalisme, transformasi digital, dan mencari model bisnis baru media. 

Kolaborator kegiatan ini adalah Tempo Institute, Kominfo, Google, AJI Indonesia, AMSI dan Visi Integritas. Kegiatan yang dilakukan di antaranya serial webinar, training media dan fellowship

Dalam pelatihan nanti akan ada 10 media yang berkesempatan mengikutinya. Setiap media mengirimkan tiga wakil yang akan mendalami bidang kualitas konten, transformasi digital, dan bisnis. Lima dari 10 media yang terpilih akan berkesempatan mengembangkan proyek kecil akselerasi di media masing-masing, dengan didampingi oleh mentor yang kapabel di bidangnya. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

3 hari lalu

Relawan Yayasan Kepedulian Untuk Anak (Kakak) memberikan sosialisasi dan edukasi untuk warga pada aksi bertajuk Jo Kawin Bocah, Stop Kekerasan dan Eksploitasi Seksual saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) Solo, Jawa Tengah, Ahad, 24 Juli 2022. Aksi tersebut digelar untuk memperingati Hari Anak Nasional. ANTARA/Maulana Surya
Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

Peran orang tua sangat penting untuk membuka informasi mengenai kesehatan dan pendidikan seksual kepada anak, khususnya anak perempuan.


Kemendag Dorong Konsumen Cerdas dan Berdaya di Era Digital

19 Januari 2024

Kemendag Dorong Konsumen Cerdas dan Berdaya di Era Digital

Kementerian Perdagangan terus meningkatkan penyebarluasan informasi terkait perlindungan konsumen.


Psikolog Sebut Krisis Etika yang Tercermin dari Konser Coldplay

25 November 2023

Penonton menyaksikan konser grup band asal Inggris, Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Rabu, 15 November 2023. Konser grup band asal Inggris yang masuk dalam rangkaian tur dunia
Psikolog Sebut Krisis Etika yang Tercermin dari Konser Coldplay

Indonesia tengah menghadapi krisis etika dengan kejujuran menjadi salah satu korban utama, yang juga tercermin dari penonton konser Coldplay.


Gaji dan Prospek Karier Lulusan Sains Data, Jurusan Paling Dicari di Era Digital

31 Oktober 2023

Algoritma Data Science Scholarship memberikan total beasiswa senilai 8 Miliar Rupiah untuk para pelajar di Indonesia yang ingin mengikuti pelatihan online.
Gaji dan Prospek Karier Lulusan Sains Data, Jurusan Paling Dicari di Era Digital

Dewasa ini, banyak industri yang membutuhkan lulusan sains data. Kebutuhannya bisa mencapai dua juta lebih jiwa setiap tahunnya.


Undang-Undang Cipta Kerja Salah Satu Kunci Menghadapi Tantangan di Era Digital

13 September 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Salah Satu Kunci Menghadapi Tantangan di Era Digital

Dalam era digital yang penuh tantangan, perubahan adalah keniscayaan. Transformasi yang sedang berlangsung di Indonesia telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan


Menciptakan Ruang Aman dalam Era Digital

31 Agustus 2023

Menciptakan Ruang Aman dalam Era Digital

Menciptakan ruang aman dalam ekspresi perempuan di era digital memerlukan pemahaman literasi digital yang mendalam dan perilaku yang bertanggung jawab


Tips Tingkatkan Penjualan UMKM dengan Manfaatkan Teknologi

16 Juli 2023

Ilustrasi UMKM makanan. ANTARA
Tips Tingkatkan Penjualan UMKM dengan Manfaatkan Teknologi

Berikut enam tips dari para trainer Lazada University agar pelaku usaha dan UMKM dapat memaksimalkan potensi penjualan di era digital.


Bangun Ikatan dengan Anak di Era Digital dengan Bermain Bareng

16 Juni 2023

Ilustrasi anak bermain dengan ayah/Lemonilo
Bangun Ikatan dengan Anak di Era Digital dengan Bermain Bareng

Psikolog mengatakan bermain bersama merupakan cara ideal untuk berinteraksi dan membangun ikatan dengan anak di era digital.


AI Dalam Industri Jurnalistik, Praktisi Pers: Anggap sebagai Tools

25 Mei 2023

Tempo mengulas ChatGPT dan pemanfaatannya di industri kreatif dalam rubrik Urban. Artikel jua adilengkapi dengan seluk-beluk ChatGPT dari sisi teknologi, serta contoh program komputer berbasis AI
AI Dalam Industri Jurnalistik, Praktisi Pers: Anggap sebagai Tools

Artificial intelligence atau AI dapat dimanfaatkan dalam segala bidang, termasuk jurnalistik. Ini hanya tools, paling penting media dan jurnalisnya.


Kebebasan Pers Terancam, Sekjen AJI: Pembatasan Berekspresi Mengorbankan Kepentingan Publik

25 Mei 2023

Massa yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Forum Jurnalis Freelance melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Jumat, 7 September 2018. Vonis ini dianggap ancaman bagi kebebasan pers dan kemunduran demokrasi di negara Myanmar. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kebebasan Pers Terancam, Sekjen AJI: Pembatasan Berekspresi Mengorbankan Kepentingan Publik

Kebebasan berekspresi dan kebebasan pers merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pembatasan keduanya bisa mengorbankan kepentingan publik.