TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memprediksi kasus Covid-19 varian Omicron yang menyebar di Tanah Air lebih banyak dari yang sudah terdeteksi. Wiku mengatakan kasus Omicron yang terdeteksi adalah hasil Whole Genome Sequencing dari sampel kasus positif yang ada. "Bisa saja tidak merepresentasikan jumlah kasus yang sesungguhnya," kata Wiku dalam konferensi pers Kamis, 27 Januari 2022.
Wiku Adisasmito menuturkan pemerintah akan terus berupaya meningkatkan cakupan Whole Genome Sequencing. Ia berharap kasus Omicron bisa terdeteksi lebih luas mengingat cepatnya penyebaran infeksi yang disebabkan varian tersebut.
Sejak 16 Desember 2021 hingga 26 Januari 2022, total kasus Omicron yang terdeteksi adalah 1.766 kasus. Sementara penambahan kasus Covid-19 secara keseluruhan pada periode yang sama adalah sebesar 41.549 kasus. Artinya jumlah kasus Omicron yang terdeteksi baru 4,25 persen dari seluruh kasus yang ada.
Omicron yang menyebar di Indonesia didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri. Dari 1.766 kasus, sebanyak 1.019 atau 63 persen ialah pelaku perjalanan internasional yang baru melakukan perjalanan dari berbagai negara baru-baru ini. Adapun 369 orang atau 23 persen terinfeksi dari transmisi lokal. Sebanyak 238 orang lain atau 15 persen masih belum diketahui sumber infeksinya.
Meski kasus Omicron diprediksi lebih banyak, Wiku menuturkan sebagian besar pasien Omicron tidak menunjukkan gejala apa pun. Dari data pasien Omicron yang diterima Satgas, sebanyak 58 persen pasien tidak bergejala, 37 persen bergejala ringan, 4 persen gejala sedang, dan 1 persen gejala berat.
Sebanyak 745 pasien Omicron dikarantina di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Dari total itu, sebanyak 717 atau 96,24 persen sudah dinyatakan sembuh. Sisanya sebanyak 799 kasus dirawat di rumah sakit rujukan dan 689 atau 88,44 persen kasus dinyatakan sembuh.
MAYA AYU PUSPITASARI
Baca Juga: Indonesia Catat Dua Kasus Kematian Pasien Omicron Pertama Hari Ini
