INFO NASIONAL - Percepatan transformasi digital menjadi fokus kemajuan ekonomi digital bangsa saat ini. Dibutuhkan partisipasi aktif dari seluruh ekosistem digital di Indonesia untuk menyeimbangkan ketimpangan antara pertumbuhan teknologi yang pesat dengan kecepatan industri dalam memanfaatkan teknologi. Untuk itu, Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) dan GoTo Group mengajak para pelaku industri teknologi untuk berkolaborasi di program Generasi GIGIH dalam mengembangkan talenta teknologi muda Indonesia.
Kontribusi ekonomi digital sebesar 4 persen di 2020 diestimasi akan meningkat delapan kali lipat di 2030. Laju perubahan cepat ini didukung usaha pemerintah dalam membangun infrastruktur dan regulasi serta perkembangan pesat perusahaan teknologi seperti Gojek, Tokopedia, GoTo Financial, dan GoPlay.
Tentunya hal ini akan berdampak kepada perubahan lanskap pekerjaan di masa mendatang. Pengembangan talenta digital secara masif adalah salah satu cara mengimbangi perubahan ini, sehingga mencetak talenta digital Indonesia yang kritis, tangkas, tangguh, dan berdaya saing tinggi, harus menjadi fondasi dalam menghadapi tantangan masa depan.
YABB bagian dari GoTo Group, dilahirkan untuk mendobrak batasan agar memberikan dampak yang mengakar dan berkelanjutan. Selain kolaborasi dan pola pikir yang tepat, teknologi dan inovasi adalah unsur mendasar dalam setiap langkah YABB mewujudkan program Generasi GIGIH.
“Kami berharap, lulusan Generasi GIGIH akan memiliki kompetensi teknis yang sesuai dengan kebutuhan industri, mempunyai cara berpikir baru dalam memecahkan masalah, dan tangguh menghadapi perubahan di masa yang akan datang. Selain penggerak roda ekonomi, kami juga ingin mereka bisa menjadi changemakers (pembuat perubahan) dengan memanfaatkan teknologi untuk kebaikan,” ujar Chairwoman YABB Monica Oudang.
Tahun lalu, hampir 1.000 peserta mengikuti proses belajar yang dibimbing 57 mentor dan instruktur dari para ahli teknologi di GoTo Group. Di tahap akhir, para peserta menjalankan magang di belasan mitra industri YABB, gabungan dari perusahaan besar, startup, sektor pemerintah, dan organisasi nirlaba.
“Kami bangga, 67 persen lulusan Generasi GIGIH di tahap akhir telah mendapatkan tawaran langsung untuk bekerja di berbagai perusahaan dan startup, dan 86 persen dari mitra industri kami puas terhadap program ini. Kesuksesan Generasi GIGIH 1.0 ini memberikan kami sinyal untuk membuat dampak yang lebih besar lagi,” kata Monica.
Jabar Digital Service, unit dibawah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat menjadi mitra Generasi GIGIH yang membantu mengembangkan soft skill dan hard skill peserta magang.
“Kami senang dapat memberikan pengalaman bagaimana bekerja di sektor pemerintahan di bidang teknologi dan digitalisasi bagi para peserta. Selama periode magang, peserta telah menunjukkan sikap dan performa yang baik, didukung dengan kompetensi yang sesuai kebutuhan industri teknologi. Sebab itu, kami menantikan program Generasi Gigih 2.0,” ujar Cindytia Fitriani dari Jabar Digital Service.
Monica menegaskan, Generasi GIGIH membutuhkan peran serta dari individu dan perusahaan yang ingin bersaing di era digital, baik startup ataupun perusahaan yang ingin melakukan transformasi digital, dengan bergabung dalam aksi untuk mengubah ekosistem talenta teknologi di Indonesia.
Selain membuka pendaftaran untuk peserta, Generasi GIGIH juga mengajak individu pelaku teknologi untuk bergabung sebagai kontributor yang akan membimbing dan berbagi ilmu dalam mengembangkan ribuan talenta teknologi. Sedangkan bagi perusahaan/ startup, bisa bergabung menjadi mitra industri.
Generasi GIGIH 2.0 bagian dari program studi independen Kampus Merdeka, didukung oleh GoAcademy, Tokopedia Academy, Kalibrr, Progate, Cakap.id, Replit, Magang Update, Markoding, Generation Girls, dan Rumah Millennials, mengajak generasi muda untuk melampaui batasan dalam menentukan pekerjaan dan membuat perubahan. Kunjungi http://bit.ly/generasigigih2 untuk informasi lebih lanjut mengenai program ini ataupun langsung mendaftar.(*)