TEMPO.CO, Jakarta - Pada 37 tahun lalu, atau tepatnya 18 Januari 1985 sosok Abdoel Adhiem atau yang lebih dikenal sebagai Doel Arnowo meninggal dunia. Bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya Surabaya, Doel Arnowo memegang peran penting dalam sejarah pembentukan pemerintahan sipil di Surabaya pada awal kemerdekaan Indonesia.
Melansir dari Jurnal Avatara edisi 2018, Doel Arnowo lahir dari pasangan Arnowo dan Djahminah pada 30 Oktober 1904. Dirinya mengenyam pendidikan di Middelbare Technische School (MTS) kelas dua. Karirnya dimulai pada 1921-1933 dengan menjadi seorang pegawai di Kantor Pos Surabaya.
Tak berpuas diri, Doel mulai terjun ke dunia politik dengan bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 1927. Saat itu, Doel juga merupakan seorang wartawan yang aktif menuangkan ide dan gagasan kritis di masa pergerakan nasional. Salah satu buah karyanya yang cukup populer bertajuk Berjoeang, yang berisi mengenai keadaan Pemerintah Kolonial Belanda dan pertentangan di era pergerakan nasional.
Beragam kritikan yang aktif disampaikan Doel melalui media cetak, membuat dirinya pernah ditangkap Pemerintah Kolonial Belanda. Hal ini disebabkan, Doel dianggap sebagai sosok yang membahayakan posisi Pemerintah Kolonial Belanda. Kurang lebih selama setahun, yakni 17 April 1934- Juni 1935, Doel harus mendekam dipenjara.
Pengalaman tersebut tidak menggoyahkan semangat dan tekadnya. Bahkan, pada awal kemerdekaan, yakni 1945-1950, Doel ditunjuk sebagai orang nomor satu Komite Nasional Indonesia Daerah Indonesia. Kiprahnya gemilang, khususnya ketika melakukan perlawanan terhadap tentara Inggris sampai di Surabaya untuk membebaskan Sekutu dan melucuti senjata Jepang. Laki-laki yang akrab disapa Cak Doel ini ikut serta membentuk badan-badan perjuangan di Karesidenan Surabaya.
Kiprahnya di sejarah Indonesia tidak berhenti sampai di situ. Doel pernah menduduki jabatan-jabatan penting. Melansir dari Buku Sejarah Pemerintah Kota Surabaya, karya Purnawan Basundoro, setelah mengikuti perundingan panjang di Deen Haag, Doel diangkat sebagai Wali Kota Surabaya oleh pemerintah pusat pada 1950-1952. Sebagai wali kota pertama di Surabaya, Doel merupakan sosok penting sebab sebagai pembentuk awal pemerintahan sipil di Surabaya. Kemudian, Doel terpilih sebagai rektor pertama Universitas Brawijaya, Malang pada 1963-1966.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Wali Kota Surabaya Buat Kontrak Kerja untuk Pejabat hingga Lurah, ini Tujuannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.