TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IDI), Burhanuddin Muhtadi, menyatakan persaingan bursa calon presiden atau Capres 2024 nanti masih tetap terbuka. Sebab, kata dia, belum ada kandidat yang lebih menonjol di mata publik dari satu tokoh dengan tokoh yang lain.
Burhanuddin berkata hal ini dikarenakan penerimaan publik terhadap sosok Jokowi masih lebih tinggi daripada tokoh lainnya. Menurut dia, popularitas Presiden Jokowi terbilang tinggi karena jangkauan segmentasi pemilih yang lebih universal.
“Jangkauan pemilih Jokowi itu luas. Kaum minoritas sebagian besar adalah pemilih Jokowi, lalu publik juga sudah mengenal sosoknya,” kata dia pada Kamis 13 Januari 2022.
Dua faktor tersebut belum dimiliki oleh para kandidat yang saat ini memiliki elektabilitas tertinggi. Burhanuddin mencontohkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto belum mampu menyaingi persona Presiden Jokowi.
Burhanuddin mencontohkan Anies Baswedan yang disebut punya popularitas tinggi dan sudah dikenal publik, tapi kurang populer di kalangan kaum minoritas. "Lalu Ganjar terkenal dan populer di kalangan minoritas, tapi kurang populer pada golongan masyarakat konservatif,” kata dia.
Untuk Menhan Prabowo, Burhanuddin mengatakan memang masih memiliki elektabilitas tinggi dan masih populer. Tapi, di lain sisi, pemilih Prabowo telah menurun jauh daripada jumlah pemilihnya saat Pemilu 2019.
“Pemilih Prabowo sendiri, banyak yang lari kepada Anies Baswedan.Tapi setidaknya ketiga kandidat tersebut punya modal lebih bagus dari tokoh lainnya,” ujar dia ihwal kandidat Capres 2024.
Baca: Baliho Dukungan Ridwan Kamil untuk Capres 2024 Mulai Bermunculan
MIRZA BAGASKARA