TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menonaktifkan dosen Jurusan Hukum pada Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum berinisial H. Pengajar tersebut diduga melakukan kekerasan seksual terhadap seorang mahasiswi saat bimbingan skripsi.
"Berdasarkan keputusan rapat dari pimpinan universitas yang dipimpin Rektor Unesa Profesor Nurhasan, bahwa selama proses investigasi berlangsung, demi kelancaran pemeriksaan, terduga pelaku dinonaktifkan per hari ini," ujar Ketua Satuan Kehumasan Universitas Negeri Surabaya Vinda Maya Setianingrum, Senin, 10 Januari 2022.
Unesa, kata Vinda, sangat mengapresiasi dan berterima kasih terhadap penyintas yang menyuarakan kasus ini. Ia berharap penyintas berani bersuara dan melakukan pengaduan atas kekerasan seksual yang dialami. "Dengan jaminan Unesa memberikan perlindungan kerahasiaan identitas, pendampingan psikologis dan pendampingan secara hukum," ucapnya.
Unesa, tutur Vinda, telah membentuk tim investigasi dari unsur Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual dan unsur Jurusan Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa untuk mengusut secara cepat dan tepat kasus tersebut. "Tim sudah melakukan pemanggilan terhadap terduga pelaku dan juga para penyintas. Dalam penanganan kasus, Unesa pro terhadap korban," kata dia.
Sebagai bagian langkah mitigasi Satgas PPKS, Unesa telah membuka layanan pengaduan bagi seluruh civitas akademika yang mengalami kekerasan seksual melalui layanan di nomor telepon 082142815124. "Kami menyadari ada kasus, pelaku dan penyintas lain. Karena itu kami berharap kerja sama seluruh civitas akademika untuk penuntasan kasus dan mewujudkan Unesa sebagai kampus zero kekerasan seksual," tuturnya.
Kasus dugaan kekerasan seksual di salah satu kampus negeri ternama di Surabaya itu terbongkar berkat akun Instagram anonim, @dear_unesacatcallers. Akun tersebut pada Jumat, 7 Januari 2022, mengunggah kronologi kasus dugaan kekerasan seksual yang awalnya dilaporkan oleh mahasiswa berinisial A. Dosen berinisial H itu menjadi pembimbing skripsi bagi korban A pada awal 2020.