TEMPO.CO, Lumajang - Sejumlah alat berat terus beroperasi di kawasan hutan milik Perhutani hingga Sabtu, 8 Januari 2022. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan lahan seluas 81 hektare sebagai lahan untuk relokasi korban erupsi Semeru.
Pasca izin penggunaan lahan untuk relokasi itu turun, Pemerintah Kabupaten Lumajang langsung bergerak untuk menyiapkan lahan dalam rangka pembangunan hunian sementara (Huntara) korban erupsi Gunung Semeru.
Pantauan Tempo di lapangan, kegiatan menyiapkan lahan relokasi untuk huntara itu terus dikebut hingga Sabtu kemarin, 8 Januari 2022. Ada beberapa alat berat diantaranya milik TNI AD dan alat berat yang disewa Polri berada di areal lahan relokasi. Sebuah tenda kompi milik TNI AD juga berdiri di bekas lapangan Desa Sumbermujur, di sekitar kawasan relokasi.
Sejumlah warga setempat menyebutkan kegiatan pembersihan lahan atau land clearing itu telah dilakukan dua pekan terakhir ini. "Sudah lebih dari dua pekan," kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Sabtu siang kemarin.
Beberapa waktu lalu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengungkapkan bahwa pembersihan lahan relokasi saat itu telah berhasil dilakukan dengan luasan 25 hektar.
"Ini tempat relokasi yang berada di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro. Kali ini saya mau melihat secara langsung lokasi yang paling ujung yang sekarang sedang di ratakan oleh teman-teman dari satuan TNI," ujar Kamis, 23 Desember 2022.
Ia mengatakan perataan dan penataan lahan itu untuk dijadikan relokasi. "Sekarang sudah 25 hektar yang sudah diratakan, target kami besok atau lusa sudah 40 hektar sehingga lahan tersebut bisa dimulai untuk pendirian hunian sementara," ujar Bupati Lumajang saat meninjau tempat relokasi di Desa Sumbermujur.
Percepatan pembangunan hunian sementara dilakukan Pemkab Lumajang bersama Satuan Tugas (Satgas) Semeru yang dipimpin oleh Danrem 083/ Baladika Jaya, Kolonel Inf Subekti. Percepatan dilakukan agar pengungsi segera menempati hunian dan kembali hidup normal pasca erupsi Semeru. "Kami ingin secepatnya masyarakat segera pindah ke hunian sementara yang akan dibangun," ujar bupati.
Lahan relokasi yang luasnya 81 hektar akan dibangun sekitar 2.000 rumah, setiap keluarga mendapatkan tanah ukuran 10×14 meter persegi. Di lokasi juga akan dilengkapi sarana fasilitas umum, sosial dan kesehatan.
"Untuk hunian sementara yang akan dibangun itu diputuskan agar diselesaikan dulu secara pengurusan dengan mekanisme hunian sementara berada di belakang. Kemudian dipersiapkan pembangunan hunian tetap, sehingga nantinya hunian sementara dan hunian tetap akan menjadi satu," kata Bupati Lumajang.
Sementara terkait dengan pembangunan hunian tetap, dijelaskan bupati akan dilakukan di lokasi yang sama. Pembangunan hunian tetap dilakukan oleh pemerintah pusat melalui BNPB. "Sekarang on progress pemutakhiran data agar nantinya data yang kami kirim tidak ada kekeliruan," tutur Bupati Lumajang soal relokasi korban erupsi Semeru.
Baca: Banjir Lahar Semeru Memutus Lagi Jalan dan Jembatan, Ada yang Terjebak
DAVID PRIYASIDHARTA