TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan sebagai negara yang memiliki keragaman, Indonesia memiliki potensi perpecahan yang cukup besar. Karena itu ia meminta masyarakat dalam mengutarakan pendapat ada di koridor aturan yang telah ditetapkan agar tidak menimbulkan konflik atau keresahan di masyarakat.
Pesan ini khusus diberikan Ma'ruf pada generasi muda atau milenial. Hal ini ia ungkapkan dalam podcast bersama Deddy Corbuzier, Selasa, 4 Januari 2022.
“Kan kita ada kesepakatan. Cara-cara kita menyampaikan aspirasi itu ada konstitusional, ada aturannya, ada cara-caranya, ada mekanismenya. Semua di Indonesia ini bisa memperjuangkan aspirasinya asal menggunakan mekanisme yang ada yang disediakan,” kata Ma'ruf seperti dikutip dari Biro Pers Sekretariat Wakil Presiden.
Selama tidak melanggar kesepakatan, Ma'ruf mengatakan aspirasi masyarakat harus dijaga dan itu harus dirawat terus. Namun ia mengingatkan bagi generasi muda, hal itu juga harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Aturan-aturan tersebut, kata Wapres, merupakan koridor yang akan mencegah terjadinya ujaran kebencian (hate speech).
“Bebas itu kan yang penting tidak melanggar aturan, tidak ada hate speech ya, tidak masuk ke wilayah itu," kata Ma'ruf.
Ia pun menegaskan kritik itu diperlukan untuk pemerintah terus memperbaiki diri. “Kritik itu sehat, menyampaikan sesuatu kemudian perlu diperbaiki, itu positif. Konstruktif namanya. Apalagi kalau disertai solusi-solusi. Wah, itu lebih baik, tapi dengan cara yang proporsional," kata Ma'ruf Amin.
Baca: Perjalanan Kasus Ujaran Kebencian Bahar bin Smith hingga Ditahan