TEMPO.CO, Jakarta - UNHCR, Badan PBB yang mengurusi pengungsi, memuji pemerintah Indonesia yang mengevakuasi 105 orang pengungsi Rohingya ke Aceh. Para pengungsi ini telah beberapa hari terombang ambing dalam kapal di perairan sekitar Aceh. Kapal yang rusak dan tidak layak berlayar tersebut pertama kali terlihat di perairan dekat Bireuen, sebelah utara Aceh, pada 26 Desember.
UNHCR menilai langkah Indonesia membuktikan semangat kemanusiaan mereka. Selain itu, menunjukkan bahwa tindakan penyelamatan jiwa harus selalu menjadi prioritas utama.
"Memfasilitasi pendaratan darurat bagi kapal yang berada dalam kesulitan dan memberikan bantuan guna mencegah kehilangan jiwa merupakan tindakan kemanusiaan yang sangat penting untuk dilakukan,” kata Ann Maymann, Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia dalam keterangan tertulis, Jumat 31 Desember 2021.
UNHCR melihat Indonesia telah beberapa kali mengambil langkah yang patut diambil oleh negara lainnya. Indonesia telah memberikan bantuan kemanusiaan dan penyelamatan jiwa bagi pengungsi Rohingya di kapal di Aceh pada 2015, 2018, dan 2020. Terbaru Indonesia menyelamatkan 81 pengungsi Rohingya di lepas pantai Aceh Timur pada Juni 2021.
"Staf UNHCR saat ini sudah berada di lapangan dan bekerja sama secara intensif dengan pemerintah, masyarakat setempat, badan PBB lainnya, serta mitra organisasi kemanusiaan untuk memastikan agar para pengungsi menerima perawatan dan bantuan yang dibutuhkan secepatnya. Termasuk juga pemeriksaan kesehatan Covid-19 yang sesuai dengan standar internasional dan protokol kesehatan publik," kata Ann.
Fakta bahwa kelompok rentan yang terdiri dari wanita, pria dan anak–anak tetap menempuh perjalanan beresiko tinggi di Teluk Benggala dan Laut Andaman, menunjukkan betapa pentingnya bagi negara-negara untuk bekerja sama demi mencapai solusi regional dalam mengatasi perpindahan maritim yang tidak teratur.
Baca juga: UNHCR Puji Indonesia Bersedia Menampung Pengungsi Rohingya