Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aksi Klitih di Yogyakarta Meningkat, Ini 2 Faktor Penyebabnya

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi tawuran. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Ilustrasi tawuran. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi tindakan kriminal jalanan atau klitih kian meresahkan warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Alih-alih mereda, aksi klitih justru semakin marak terjadi. Wakapolda DIY, Brigadir Jenderal R Slamet Santoso, mengatakan terjadi kenaikan kasus kejahatan klitih di DIY selama 2021. 

“Jumlah laporan yang sudah masuk ke Polda DIY selama 2021 mencapai 58 kasus dengan jumlah pelaku sebanyak 102 orang. Ada peningkatan jumlah kasus dari tahun sebelumnya yang hanya sejumlah 52 kasus,” kata dia saat jumpa pers Akhir Tahun di Rich Hotel Yogyakarta, Rabu, 29 Desember 2021. 

Menurut sebuah penelitian yang berjudul “Tinjauan Kriminologis terhadap Kejahatan yang Dilakukan oleh Pelaku Aksi Klitih”, penyebab utama mengapa pelaku melakukan aksi klitih adalah adanya rasa butuh pengakuan akan eksistensi, jati diri, maupun gengsi. 

Aksi tersebut, biasanya dilakukan oleh usia remaja yang secara psikologis mengalami suatu krisis identitas. Dalam fase mencari jati diri itu, masa remaja mengalami sistem kontrol diri yang lemah. Akibatnya, tidak bisa membedakan mana perilaku baik dan buruk. 

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukan sejumlah faktor lain yang oleh penulis diringkas menjadi faktor lingkungan dan faktor internal remaja. Berikut penjelasannya: 

1. Faktor Lingkungan 

Pada dasarnya, lingkungan adalah tempat bagi remaja untuk mendapat pengakuan dan eksistensi diri dari teman-teman sebayanya. Faktor lingkungan yang buruk, misalnya di sekolah berpotensi membentuk karakter remaja yang cenderung menyimpang aturan atau norma yang berlaku (delinkuen). 

Peran sosial media juga turut memberikan inspirasi bagi remaja untuk melakukan aksi klitih demi eksistensi diri pribadi maupun kelompoknya. Inspirasi ini timbul akibat hausnya pengakuan tetapi terjebak dalam perilaku negatif. 

Menurut Kartono dalam bukunya yang berjudul Patologis Sosial, perilaku negatif ini kemudian menjadi sumber patologis sosial yang didalangi oleh remaja dan memotivasi untuk mendapatkan perhatian, baik dari lingkungan teman sebaya maupun status sosial. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, faktor lingkungan keluarga juga menjadi faktor penting. Kurangnya pengawasan dan pola asuh yang tidak tepat oleh orang tua membuat remaja tergoda untuk melakukan hal-hal buruk di luar lingkungan rumah. 

2. Faktor Internal Remaja 

Faktor internal remaja terkait dengan kondisi psikologis dan pola pikir yang dialami oleh remaja masa pubertas, pelaku klitih. Masa pubertas merupakan masa pembangkangan remaja untuk mendefinisikan ulang nilai-nilai yang didapat pada fase remaja. 

Pada masa itu, rasa ingin tahu yang dimiliki remaja sangat tinggi. Karena kurangnya pengawasan dan kontrol, sering kali informasi yang didapatkan justru membentuk karakter atau pola pikir mereka yang keluar dari jalur norma. 

Terkadang perbuatan remaja yang lahir karena rasa ingin tahu dianggap sebagai ajang pembuktian bahwa ia mampu melakukan seperti apa yang dilakukan oleh orang lain. Dalam hal ini, melakukan aksi kejahatan jalanan (klitih). 

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Daftar Korban Tewas Akibat Kebrutalan Klitih dalam 5 Tahun Terakhir

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

6 jam lalu

Wisatawan memadati kawasan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

Pergerakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang menyambangi Kota Yogyakarta selama 10 hari libur Lebaran, 5-15 April 2024 totalnya bekisar 277 ribu lebih wisatawan.


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

19 jam lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

1 hari lalu

Tersangka mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto saat mencoblos di TPS 901 di Rumah Tahanan Negara Klas I Salemba Cabang KPK, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. KPK berkerjasama dengan KPU Provinsi DKI  Jakarta memberikan fasilitas bagi 75 tahanan korupsi untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

KPK kembali menetapkan bekas pejabat Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencucian uang atau TPPU.


Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

1 hari lalu

Bus jurusan Yogyakarta - Pati terbakar di Ring Road Barat Sleman Yogyakarta pada Kamis (18/4). Dok. Istimewa
Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

1 hari lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

1 hari lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

1 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

2 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.